TEMPO.CO, Jakarta - Lingkaran Survey Indonesia (LSI) Denny JA merilis sigi teranyar mereka tentang Ulama dan Efek Elektoralnya. Dalam temuan terbaru LSI, pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab tercatat sebagai ulama yang paling tidak didengarkan imbauannya oleh pemilih di Pemilihan Umum 2019.
Baca juga: FPI Klaim Setor Nama Terduga soal Bendera di Rumah Rizieq Shihab
"Dibanding lima ulama lainnya, persentase pemilih yang mengikuti imbauan Habib Rizieq hanya 17 persen," ujar peneliti LSI, Ikrama M, di gedung LSI, Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu, 14 Oktober 2018.
Persentase pengaruh Rizieq terhadap elektoral pun tercatat menurun. Pada 2016, ada 31,4 persen masyarakat mendengarkan imbauannya. Sedangkan pada 2018, angka itu mengempis menjadi 17 persen. Ikrama memprediksi, fenomena ini terjadi karena ada sejumlah momentum atau peristiwa yang membelit pentolan FPI itu dalam kurun waktu 2 tahun.
Tingkat kesukaan masyarakat pun menurun. Pada 2016, Rizieq disukai oleh 67,3 persen elektoral. Sedangkan pada 2018 hanya 52,9 persen yang menggemarinya.
Meski demikian, Rizieq Shihab tercatat sebagai ulama yang populer. Tingkat popularitasnya naik lebih-kurang 4,7 persen dari 2016 ke 2018. Pada Desember 2016, tingkat pengenalan masyarakat terhadap Rizieq 48,7 persen. Sedangkan pada Oktober 2018 menjadi 53,4 persen.
Sementara itu, ulama yang paling digugu oleh pemilih adalah Abdul Somad. Sebanyak 30,2 persen masyarakat mendengarkan imbauan dari tokoh agama yang populer dengan dakwahnya di media sosial ini. Adapun 82,5 persen pemilih di antaranya juga mengaku suka dengan ketokohannya.
Baca juga: Tudingan Hoax VS Fakta Rilis Dubes Arab Saudi soal Rizieq Shihab
Selain itu, berturut-turut masyarakat memilih Arifin Ilham (25,9 persen), Yusuf Mansur (24,9 persen), dan Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym (23,5 persen) sebagai sosok yang mereka dengar seruannya. Ketiga tokoh ini juga termasuk yang digemari masyarakat. Sebanyak lebih dari 70 persen pemilih mengaku suka dengan tiga ustaz itu.
Survei ini dilakukan pada 10-19 Oktober 2018. Peneliti melibatkan 1.200 responden yang dipilih secara acak di seluruh Indonesia. Metode survei tersebut menggunakan teknik wawancara tatap muka dan kuesioner. LSI mengklaim margin off error dari penelitian mereka 2,8 persen.