TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu anggota Advokat Senopati 08, Boni Syahrizal, melaporkan Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) terkait pidatonya yang menyebut pengkritik Jokowi itu buta dan budek. Advokat 08 adalah sekelompok pengacara yang telah menyatakan dukungan kepada Prabowo Subiano dan Sandiaga Uno dalam Pilpres 2019.
Baca: Peta Dukungan untuk Jokowi - Ma'ruf Amin di Tatar Pasundan
"Patut diduga telah melakukan penghinaan terhadap penyandang disabilitas dan menjadikannya bahan pembanding dan atau bahan ejekan di dalam narasi politiknya," kata Boni di kantor Bawaslu, Jakarta, Rabu, 14 November 2018.
Ma'ruf Amin menyindir orang-orang yang tidak mengakui keberhasilan pembangunan era pemerintah Joko Widodo atau Jokowi. Menurut dia, hanya orang yang 'buta' dan 'budek' yang tidak mengakui keberhasilan itu.
"Orang yang sehat dapat melihat jelas prestasi yang ditorehkan Pak Jokowi, kecuali orang yang budek saja enggak mau mendengar informasi dan orang yang buta saja yang enggak bisa melihat kenyataan," kata dia di kawasan Cempaka Putih, Jakarta, Sabtu pekan lalu.
Boni mengatakan perkataan budek dan buta tak semestinya dilontarkan oleh Ma'ruf. Sebab, kata dia, hal ini dapat menyinggung para penyandang disabilitas terutama tuna netra dan tuna rungu. "Sudah banyak protes dari tokoh dan elemen masyarakat yang sangat kecewa terhadap ucapan beliau ini," katanya.
Dalam laporannya, Boni menyertakan salinan cuplikan portal berita dari tiga media nasional. Selain itu, dia juga melampirkan video dari salah satu penyandang disabilitas bernama Bambang Priyatno yang kecewa dengan ucapan Ma'ruf Amin.
Menurut Boni, Ma'ruf diduga melakukan pelanggaran pidana pemilu dalam Pasal 280 Ayat 1 Butir c, d, dan e. Pasal itu menyebutkan bahwa pelaksana, peserta pemilu, dan tim kampanye pemilu dilarang menghina seseorang, agama, ras, suku, golongan, calon atau peserta pemilu lain. Butir c dan d pasal itu juga menyatakan larangan menghasut dan mengadu domba perseorangan atau masyarakat, serta mengganggu ketertiban umum.
Simak: Rawan di Jawa Barat, Jokowi - Ma'ruf Amin Siapkan Strategi Khusus
Sementara itu, Ma'ruf Amin menegaskan bahwa pernyataan soal 'budek' dan 'buta' sama sekali tidak untuk menyinggung kaum disabilitas, melainkan untuk menyindir orang-orang yang mengingkari kenyataan akan berbagai prestasi dan capaian pemerintah. "Ini kan jelas tonggak yang diletakkan pemerintah sekarang, untuk kemaslahatan pemerintahan yang akan datang," ujar Ma'ruf Amin di kediamannya pada Senin pagi, 12 November 2018.