INFO NASIONAL-- Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hidayat Nur Wahid mengajak semua lapisan masyarakat untuk gemar mengunjungi museum. Karena, museum merupakan tempat menyimpan jejak peradaban bangsa. Karena itu, mengunjungi museum bisa membangkitkan rasa cinta dan bangga terhadap bangsa.
"Seluruh peninggalan yang disimpan di museum bisa membangkitkan inspirasi dan membangun kreativitas. Karena itu, mari kita mengunjungi museum," kata Hidayat setelah melakukan kunjungan ke Museum Nasional, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa, 13 November 2018.
Kedatangan Hidayat disambut langsung Kepala Museum Nasional Siswanto. Dalam kesempatan itu, Hidayat berkesempatan mengunjungi tempat peninggalan masa lalu. Dimulai dari ruang manusia purba dan benda-benda purbakala, ruang ilmu pengetahuan dan teknologi, ruang penyimpanan emas, dan terakhir taman arca.
Segala peninggalan suatu bangsa, kata Hidayat, akan kelihatan hebat jika ada museumnya. Karena kehebatan itulah, suatu bangsa bisa dihargai.
"Bagi bangsa Indonesia, museum itu sangat penting, karena kita adalah bangsa yang besar dan memiliki sejarah sangat panjang. Dengan adanya museum, kita bisa memperlihatkan dan mengajarkan peradaban masa lalu kepada generasi muda," tuturnya, menambahkan.
Karena itu, menurut Hidayat, kehadiran dirinya di museum merupakan salah satu bentuk apresiasi terhadap kinerja Museum Nasional dalam menjaga serta melestarikan benda-benda bersejarah. Ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 untuk melindungi kebudayaan.
Selain itu, Hidayat mengakui kalau dirinya termasuk orang yang senang mengunjungi museum. Bahkan, jika ada kesempatan ke luar negeri, ia selalu menyempatkan diri mengunjungi museum-museum.
Siswanto mengapresiasi kehadiran Hidayat. Menurut Siswanto, kehadiran Hidayat merupakan contoh baik untuk mengajak generasi muda mengunjungi dan mencintai museum. Apalagi, di Museum Nasional, terdapat banyak benda-benda peninggalan yang jumlahnya mencapai 6.500 buah serta memiliki nilai sejarah yang tinggi. (*)