TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengajak generasi muda untuk berhijrah. Hijrah yang ia maksud bukan seperti Nabi Muhammad berpindah dari Kota Makkah ke Madinah, melainkan berpindah dari kebiasaan yang buruk menuju ke yang lebih baik.
Baca: Jokowi Ajak Belajar Toleransi dari Kelompok Paduan Suara
"Marilah kita hijrah dari ujaran-ujaran kebencian ke ujaran-ujaran kebenaran. Hijrah dari pesimisme ke optimisme. Hijrah dari pola konsumtif ke pola-pola yang produktif. Hijrah dari kegaduhan-kegaduhan ke persatuan, kerukunan, karena itulah yang dibutuhkan," kata Jokowi saat menerima peserta Kongres Indonesia Millenial Movement di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin, 13 November 2018.
Sebelumnya, para pemuda itu menggelar Kongres Indonesia Millenial Movement pada peringatan Hari Pahlawan. Saat itu, kongres diselenggarakan oleh Maarif Institute for Culture and Humanity. Melalui kongres tersebut, para generasi milenial Indonesia berkomitmen untuk mempromosikan perdamaian dan pencegahan ekstremisme serta kekerasan.
Kepada para pemuda ini, Jokowi mengingatkan tentang keragaman bangsa Indonesia. Menurut Jokowi, banyak masyarakat yang lupa atas keragaman itu dan kadang menyebabkan mereka merasa tidak sebangsa dan setanah air.
Baca: Terima 31 Bupati, Jokowi Tepis Isu Pemerintah Pro Asing
Selain itu, di tahun politik ini Jokowi meminta anak muda berhati-hati dengan merebaknya intoleransi hingga ekstremisme. Semua tindakan itu, kata Jokowi, terpengaruh oleh peristiwa-peristiwa politik yang ada.
"Sebetulnya yang berkaitan dengan intoleransi, terutama di negara kita, lebih banyak didorong peristiwa-peristiwa politik. Pemilihan bupati, wali kota, gubernur, dan presiden. Kejadiannya banyak dimulai dari situ," tuturnya.