TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, sedikit bingung menanggapi istilah politikus genderuwo yang diujarkan capres inkumben Joko Widodo atau Jokowi, hari ini, Jumat, 9 November 2018. Sandiaga menanyakan maksud istilah itu kepada awak media.
Baca juga: Relawan Jokowi Sindir Prabowo Pakai Emak-emak Jadi Objek Politik
"Hah? Maksudnya? Ada emang politikus genderuwo?" kata Sandiaga di GOR Kota Tangerang, Tangerang, Banten, Jumat, 9 November 2018. Sandiaga pun menebak, dalam arti sebenarnya, genduruwo adalah sejenis setan berbadan besar yang tak memiliki bentuk.
"He-he-he," ia tertawa seusai memaknai istilah genderuwo itu. Sandiaga sempat menanyakan hal itu sampai dua kali kepada awak media. "Memang ada, ya?" katanya, lagi.
Setelah memperoleh penjelasan dari wartawan soal ujaran Jokowi yang menyinggung istilah genderuwo itu, Sandiaga tersenyum. Sambil menahan tawa, ia mengatakan tak mau berkomentar banyak.
Menurut Sandiaga, ia pribadi tak perlu menyindir politikus dengan panggilan-panggilan tak umum tersebut. "Saya enggak ingin membawa narasi yang name calling," katanya. Name calling, kata Sandiaga, adalah langkah untuk menyentil politikus secara langsung.
Bila menjadi pemimpin, eks Wakil Gubernur DKI itu berjanji tak bakal mempraktikkan name calling untuk plotikus yang bandel. Namun, ia akan menyebut nama mereka bila kinerjanya bagus. "Kalau enggak bagus ya saya berikan kesempatan untuk memperbaiki, tidak name calling," ujarnya.
Baca juga: Dua Tim Purnawirawan Kubu Jokowi Hadang Prabowo di Pilpres 2019
Istilah politikus genderuwo ini diujarkan Jokowi untuk menyindir pelaku politik yang menebar propaganda menakutkan. "Setelah takut, yang kedua membuat sebuah ketidakpastian. Itu sering saya sampaikan itu namanya politik genderuwo," ujar Jokowi.
Dalam mitos Jawa, genderuwo adalah sejenis makhluk halus berwujud manusia mirip kera yang bertubuh besar dan menakutkan.