Yusril berujar, keputusannya menjadi pengacara Jokowi-Ma'ruf tak serta merta membawa gerbong PBB bergabung dengan koalisi yang dipimpin petahana ini. Finalisasi dukungan itu akan diputuskan melalui rapat koordinasi nasional (Rakornas) PBB yang akan digelar November ini.
Baca: Yusril Pengacara Jokowi, Erick Thohir: Tak Ada Deal Politik
Yusril enggan menduga-duga seperti apa keputusan hasil Rakornas nanti. Keputusan dukungan, kata dia, akan diambil oleh Dewan Pimpinan Pusat PBB setelah mendengarkan masukan dari Majelis Syuro. "Ketua DPP-nya kan saya," ujarnya.
Mantan Menteri Hukum dan HAM ini pun mengaku sudah mendengar adanya pihak yang ingin melengserkan dirinya dari kursi ketua umum lantaran menjadi pengacara Jokowi-Ma'ruf. Namun, dia mengaku enggan mengacuhkan hal itu.
"Saya enggak mau tanggapi terlalu serius. Caleg sok tahu kami diemin aja. Nanti kami training, kasih tahu berpartai seperti apa," ucap Yusril.
Yusril sebelumnya menuturkan hal-hal yang menjadi ganjalan partainya berkoalisi dengan Prabowo-Sandiaga. Yusril menilai, pasangan calon nomor urut 02 itu tak punya format koalisi yang juga bisa menguntungkan partai pendukung di pemilihan legislatif 2019.
Baca: Yusril Ihza Mahendra Kesulitan Menghubungi Prabowo Subianto
Prabowo, kata Yusril, tak merespons usulnya untuk mengumpulkan para ketua umum partai koalisi untuk membahas hal tersebut. Yusril pun menganggap keputusannya menjadi pengacara Jokowi sudah tepat. "Saya yakin langkah yang saya tempuh ini benar, jadi lawyer Pak Jokowi Ma'ruf."