TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Yandri Susanto menampik ucapan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra yang mengatakan bahwa Prabowo sulit dihubungi. Ia menduga yang mungkin terjadi bukan Prabowo yang sulit ditemui, tetapi draf aliansi yang dilayangkan Yusril tidak masuk akal, sehingga Prabowo menolak memberikan jawaban.
Baca: Yusril Ihza Mahendra: Rizieq Shihab Pun Tak Bisa Telepon Prabowo
"Pak Yusril bilang susah menemui Pak Prabowo itu enggak masuk akal. Yang mungkin masuk akal itu tawaran Pak Pusril ke Pak Prabowo, mungkin ada sesuatu yang ditawarkan itu enggak masuk akal di Pak Prabowo jadi enggak ada deal," kata Yandri saat dihubungi Tempo, Jumat 9 November 2018.
Menururt Yandri, Prabowo tidak sulit ditemui. Ia bercerita, penah satu kali saat berkunjung ke kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara nomor IV, ia disambut dengan obrolan hangat. "Pernah sampai jam 12 malam. Kalau enggak saya stop, dia tetap aja ngobrol," kata Yandri.
Ia pun mengatakan selama ini Prabowo terbuka dengan siapa saja yang ingin bergabung. Meski begitu ia mengaku tidak tahu menahu soal draf aliansi yang dilayangkan Yusril.
Sebelumnya, Yusril sempat mengatakan kesulitan menghubungi Prabowo Subianto. Ia pun membeberkan adanya rancangan atau draf aliansi yang diajukan kepada calon presiden nomor urut 02 itu. Menurut dia, draf itu diserahkan oleh juru bicara FPI Munarman kepada Prabowo pada 13 Oktober lalu. "Tapi sampai hari ini juga tidak ada respons dari beliau, jadi ya sudahlah mau apalagi," kata Yusril pada Kamis, 8 November 2018.
Yandri pun berkomentar soal bergabungnya Yusril Izha sebagai pengacara pasangan calon Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin. Menurut dia itu sepenuhnya hak Yusril, ia pun menghargai keputusan ini secara pribadi maupun profesional.
Baca: Yusril Soal Prabowo: Dukung Terus Tapi Enggak Ada Dukungan Balik
"Mungkin ada sesuatu yang diharapkan Yusril di Pak Jokowi ya, yang tidak bisa didapatkan di Pak Prabowo. Dia kan mungkin berharap PBB lolos parliamentary threshold," kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional.