Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Soeharto Tak Jadi Pahlawan Nasional, Begini Kata Partai Berkarya

Reporter

Editor

Juli Hantoro

image-gnews
Mantan Presiden Soeharto, menaiki motor gede. istimewa
Mantan Presiden Soeharto, menaiki motor gede. istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP Partai Berkarya Badaruddin Andi Picunang mengatakan partainya prihatin atas usulan gelar pahlawan nasional pada Presiden RI kedua Soeharto yang belum terkabulkan sejak 10 tahun terakhir.

Baca juga: Titiek Soeharto: Trah Cendana Sepakat Bangun Partai Berkarya

Padahal, kata dia, sudah ada usulan partai tertentu yang meminta gelar itu direalisasikan namun kandas di tengah jalan dengan berbagai alasan.

"Bahkan kader partai itu sempat menjabat Menteri Sosial dimana kementerian tersebut merupakan tempat penggodokan nama sebelum ditandatangani presiden apakah yang bersangkutan sah menjadi pahlawan nasional atau tidak. Karena kepentingan politik, semangat usulan itu redup hingga kini," kata Badar.

Untuk itu Badarudin mengatakan partainya ingin memperjuangkan Soeharto untuk memeroleh gelar pahlawan nasional, jika lolos ke Parlemen.

"Partai Berkarya sebagai partai yang bertujuan meneruskan pikiran-pikiran Pak Harto akan memperjuangkan gelar pahlawan bagi Pak Harto, bila mendapatkan kursi di Senayan pada Pemilu 2019," kata Badar dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat, 9 November 2018.

Dia mengatakan Soeharto telah berjasa pada perjuangan mengisi kemerdekaan, pemberantasan PKI dan membangun Indonesia selama berkuasa 32 tahun, sehingga patut mendapatkan pengakuan gelar pahlawan nasional.

"Predikat sebagai bapak pembangunan hingga saat ini melekat di hati rakyat Indonesia. Wacana Trilogi Pembangunan berupa stabilitas, pertumbuhan dan pemerataan yang dibangunnya saat berkuasa masih terasa dan dibutuhkan bangsa saat ini," jelas dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia mengakui upaya Berkarya untuk bisa lolos Parlementary Treshold sebesar empat persen suara sah nasional tidak mudah. Menurut dia, tumpuan harapan ada pada pengurus dan calon legislatif di semua tingkatan untuk merealisasikan target tersebut.

Dia menegaskan di sisa waktu lima bulan ini Berkarya akan terus menyosialisasikan ke masyarakat dengan membawa pikiran-pikiran Soeharto yang pro kemakmuran rakyat, seperti program ekonomi kerakyatan yang mudah dilaksanakan oleh rakyat, misalnya bertani dan berternak di halaman rumah, menciptakan industri kreatif, remaja dan mahasiswa kreatif, masyarakat yang berkualitas di lingkungannya.

"Kami meminta seluruh kader memperkenalkan dan meyakinkan masyarakat akan keberadaan Partai Berkarya sebagai partai baru dan sebagai pilihan tepat untuk mengembalikkan suasana nyaman seperti masa Pak Harto berkuasa sesuai tanda jaman saat ini," kata dia.

Baca juga: Keluar dari Golkar, Ini Posisi Titiek Soeharto di Partai Berkarya

Badar mengatakan seluruh anak Soeharto telah bergabung ke Partai Berkarya di bawah kepemimpinan Ketua Umum Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto. Dia meyakini masih banyak masyarakat yang mencintai Soeharto.

"Insya Allah bila kami lolos ke Senayan tahun 2019, usulan pahlawan nasional akan kami perjuangkan," ujar dia.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

1 hari lalu

Ilustrasi panen padi di sawah. TEMPO/Prima Mulia
Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.


Lokasi Patung Kuda Arjuna Wijaya Jakarta Kerap Jadi Pusat Unjuk Rasa, Begini Sejarah Pendiriannya

3 hari lalu

Pendukung Prabowo-Gibran dan para pendukung Anies-Muhaimin terlibat bentrokan saat menggelar aksi di area Patung Kuda, Jakarta, 19 April 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Lokasi Patung Kuda Arjuna Wijaya Jakarta Kerap Jadi Pusat Unjuk Rasa, Begini Sejarah Pendiriannya

Patung Kuda Arjuna Wijaya di Jalan Medan Merdeka Jakarta kerap jadi sentral unjuk rasa. Terakhir demo pendukung 01 dan 02 terhadap sengketa pilpres.


49 Tahun TMII Gagasan Tien Soeharto, Pembangunannya Tuai Pro-kontra

5 hari lalu

Presiden Soeharto bersama istri Ny. Tien Soeharto saat mengunjungi Museum Pengamon di Berlin, Jerman, 1991. Dok.TEMPO.
49 Tahun TMII Gagasan Tien Soeharto, Pembangunannya Tuai Pro-kontra

Tie Soeharto menggagas dibangunnya TMII sebagai proyek mercusuar pemerintahan Soeharto. Proses pembangunannya menuai pro dan kontra.


Berawal Ide Tien Soeharto, Begini Sejarah Taman Mini Indonesia Indah atau TMII di Usia 49 Tahun

5 hari lalu

Sejumlah wisatawan mengunjungi anjungan Provinsi Sumatera Barat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Kamis 11 April 2024. Pengelola TMII menyebutkan sekitar 20.000 wisatawan mengunjungi obyek wisata tersebut pada hari kedua Lebaran 2024 (data terakhir pukul 15.00 WIB) dan diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat hingga Minggu (14/4) atau H+3 Lebaran.  ANTARA FOTO
Berawal Ide Tien Soeharto, Begini Sejarah Taman Mini Indonesia Indah atau TMII di Usia 49 Tahun

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dibangun pada 1972 dan diresmikan pada 20 April 1975, berawal dari ide Tien Soeharto.


Ramai Open House Jokowi di Istana Negara, Ini Sejarah Open House di Kalangan Pejabat Negara

14 hari lalu

Suasana antrean warga di depan Istana Negara, Jakarta, Rabu, 10 April 2024. Antrean warga untuk menghadiri acara open house Idul Fitri sempat ricuh lantaran sejumlah warga memaksa masuk ke dalam Istana Negara. TEMPO/Yohanes Maharso
Ramai Open House Jokowi di Istana Negara, Ini Sejarah Open House di Kalangan Pejabat Negara

Tradisi open house di kalangan pejabat Indonesia makin menguat sejak Orde Baru era kepemimpinan Soeharto.


Pasang Surut Hubungan Indonesia-Cina dalam Rentang 74 Tahun

23 hari lalu

Bendera Cina dan Indonesia. Shutterstock
Pasang Surut Hubungan Indonesia-Cina dalam Rentang 74 Tahun

Prabowo Subianto, memilih Cina sebagai negara pertama yang dikunjunginya, menandai pentingnya hubungan Indonesia-Cina.


Ledakan Gudang Peluru Cibubur Ingatkan Peristiwa Ledakan Gudang Amunisi KKO Cilandak 40 Tahun Lalu

25 hari lalu

Tangkapan layar detik-detik terjadi ledakan dahsyat pada insiden kebakaran yang melanda Gudang Amunisi Artileri Medan (Armed) TNI di Kampung Parung Linang, Desa Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/3/2024) petang. FOTO/video Istimewa
Ledakan Gudang Peluru Cibubur Ingatkan Peristiwa Ledakan Gudang Amunisi KKO Cilandak 40 Tahun Lalu

Ledakan gudang peluru cibubur mengingatkan peristiwa 40 tahun lalu ledakan gudang peluru Korps Marinir Angkatan Laut, Cilandak KKO, Jakarta Selatan.


Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

29 hari lalu

Letjen Soeharto (kiri), Soekarno, Sultang Hamengku Buwono IX, dan Adam Malik pada rapat Kabinet Ampera1, 25 Juli 1966. Dok. Rusdi Husein
Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

Naiknya Soeharto sebagai presiden menggantikan Sukarno berawal dari kemelut politik yang rumit pasca peristiwa G30S


Hari Ini 56 Tahun Lalu, Pelantikan Soeharto sebagai Presiden Gantikan Sukarno, Sukmawati Sebut Kudeta Merangkak

29 hari lalu

Sukarno dan Soeharto
Hari Ini 56 Tahun Lalu, Pelantikan Soeharto sebagai Presiden Gantikan Sukarno, Sukmawati Sebut Kudeta Merangkak

Kudera merangkak disebut sebagai kudeta yang dilakukan Soeharto kepada Sukarno, apa itu?


Mantan Menteri Penerangan Era Soeharto, Alwi Dahlan Meninggal

36 hari lalu

Menteri penerangan/ menpen Alwi Dahlan [Moedijanto; 2000/05/15]
Mantan Menteri Penerangan Era Soeharto, Alwi Dahlan Meninggal

Mantan Menteri Penerangan Alwi Dahlan meninggal pada hari ini pukul 08.15 WIB. Jenazah rencananya akan dimakamkan di San Diego, Karawang.