Taluk Kuantan ibukota Kuantan Singingi,
Ada dendang, ada Rarak Celempong dan Randai,
Datang ke Kenegerian Kari ini
Sangatlah berkesan bagi kita hadir di sini.
INFO NASIONAL-- Itulah bait-bait pantun yang dikarang secara spontan oleh anggota MPR Fraksi Partai Golkar asal Riau, Idris Laena. Idris Laena hadir dan membuka Pagelaran Seni Budaya Melayu Kuantan Singingi (Kuansing) di Desa Pintu Gobang, Kecamatan Kuantan Tengah, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) Provinsi Riau, Selasa malam, 6 November 2018. Desa Pintu Gobang adalah sebuah desa yang letaknya sekitar 170 kilometer dari Kota Pekan Baru, atau dengan jarak tempuh kurang lebih empat jam menggunakan kenderaan roda empat.
Kehadiran Idris Laena yang juga Ketua Badan Penganggaran MPR di Bumi Kuansing itu adalah dalam rangka sosialisasi Empat Pilar MPR dengan metode Pagelaran Seni Budaya Nusantara. Pagelaran seni budaya di salah satu dari enam desa yang tergabung dalam wilayah Masyarakat Adat Kenegerian Kari itu menampilkan seni budaya tradisional Kuansing, yakni Dendang, Rarak Godang, dan Randai (gerak dan lagu berirama etnik Kuansing).
Dalam sambutannya, Idris Laena memaparkan bahwa kegiatan yang dikemas dalam bentuk Pagelaran Seni Budaya ini merupakan salah satu metode sosialisasi Empat Pilar. “Kita bersyukur Taluk Kuantan, khususnya Kenegerian Kari, memiliki kesenian yang sangat membanggakan,” kata Idris, politisi Golkar kelahiran Indragiri Hilir, Riau, ini. Seni budaya yang dimaksud adalah Dendang, Randai, Rarak Godang atau Rarak Celempong.
Apapun metodenya, lanjut Idris laena, sosialisasi Empat Pilar MPR menjadi sangat penting. “Sosialisasi Empat Pilar MPR adalah sebuah keinginan untuk memberi kesempatan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk dapat memahami nilai-nilai kebangsaan yang kita miliki,” ucap Idris Laena. Ada empat nilai kebangsaan yang perlu dipahami oleh rakyat Indonesia. Pertama, sebagai bangsa, Indonesia memiliki ideologi, falsafah, dan dasar negara yang disebut Pancasila.
Kedua, UUD NRI Tahun 1945 sebetulnya mengatur hak dan kewajiban setiap warga negara, dan oleh karenanya wajib hukumnya bagi seluruh rakyat Indonesia untuk memahaminya. Ketiga, kita adalah negara besar, berada pada urutan ke-empat dari 180 negara di dunia dari segi jumlah penduduk, setelah RRT, India, dan Amerika Serikat. Jadi, menurut Idris Laena, secara demografis kita bisa membayangkan bagaimana negara yang penduduknya 255 juta ini harus dijaga.
Jadi, lanjut Idris Laena, adalah penting pemahaman masyarakat tentang nilai-nilai kebangsaan yang kita miliki itu. “Kita tidak ingin negara ini menjadi negara gagal, negara yang terpecah-pecah. Karenanya, bagi kita NKRI adalah harga mati,” ujar Idris Laena. Nilai keempat, adalah Bhinneka Tunggal Ika. Indonesia selalu memberi gambaran kepada kita bahwa kita punya suku yang berbeda, agama berbeda, tapi karena kita punya Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara maka negara kita selalu menjadi negara yang aman dan tenteram. “Maknanya, biarpun kita berbeda-beda, tapi kita tetap satu,” kata anggota MPR Fraksi Partai Golkar asal Riau tersebut. (*)