Perlawanan rakyat Bangka yang dipimpin Depati Amir dilakukan karena ingin memprotes pemberlakuan peraturan tentang monopoli perdagangan timah oleh Belanda. Peraturan tersebut menyebabkan terjadinya penyimpangan dan kecurangan dalam tata niaga timah sehingga membuat rakyat Bangka menderita dan sengsara.
Baca: Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Begini Kisah Depati Amir
Pada 17 Desember 1848, Belanda yang dipimpin oleh Administratur Distrik Pangkalpinang Letnan Campbell dan dibantu oleh Hoofd Jaksa Abang Arifin berusaha menangkap Depati Amir di rumah Demang Abdurrasyid di daerah Sungai Rangku. Kemampuan Amir melancarkan serangan membuat Belanda resah. Amir pun berhasil menghadapi orang Cina pribumi untuk menghadapi serangan penjajah.
4. KH Sjam’un (Banten)
Konon, KH Sjam’un merupakan keturunan KH Wasid yang pernah bergerilya menentang penjajah Belanda pada tahun 1800-an. Sebagai keluarga seorang patriot, Sjam’un mewarisi mandat sebagai sosok yang memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara. Ia pernah bergabung dengan kelompok Pembela Tanah Air (PETA) bersama Kasman Singodimedjo.
Selanjutnya, Sja’mun bergerilya bersama Tentara Keamanan RAkyat (TKR). Ia memperoleh pangkat sebagai Brigadir Jenderal. Bagi masyarakat Banten, nama Sja’mun harum sebagai Bupati Serang pasca-kemerdekan Indonesia. Ia bertugas sebagai abdi negara di kabupaten itu pada 1945-1949. Ia meninggal pada 1949 lantaran sakit setelah memimpin pertempuran di Serang.
5. Andi Depu (Sulawesi Barat)
Bersama Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Andi Depu pernah diusulkan menjadi pahlawan pada 2010. Aminiah Hamzah dkk, dalam bukunya berjudul Biografi Hajja Andi Depu Maradia Balanipa Mandar, menceritakan bahwa Depu merupakan srikandi Indonesia yang menjadi Arajang Balanipa pertama kali dalam kelaskaran KRIS MUDA Mandar. Seharusnya kursi itu dijabat para kaum lelaki. Kecintaannya pada aksi-aksi heroik mengantarkan perempuan kelahiran Agustus 1908 itu menjadi ketua Operasi Gerakan Wanita Mandar. Operasi itu secara resmi dinamai Fujingkai.
Saat bergerilya, perempuan ini pernah direkam menentang kekuasaan Kolonial. Ia menyadarkan masyarakat Mandar bahwa kemerdekaan harus direbut sepenuhnya. Maka, dengan kekuatannya, Depu berhasil menggerakkan masyarakat untuk menumpas bekas kekuasaan penjajah pasca-perang kemerdekaan.
6. Muhammad Noor (Kalimantan Selatan)
Pangeran Muhammad Noor menjadi salah satu tokoh asal Borneo yang lahir dari keluarga kerajaan. Ia merupakan intah atau cicit Raja Banjar Sultan Adam al-Watsiq Billah. Keluarganya bergelar bangsawan di Banjar, Kalimantan Selatan. Muhammad Noor kondang sebagai perjuang yang memimpin Divisi IV ALRI Pertahanan Kalimantan pada 1945-1949. Ia bergerilya di bawah kepemimpinan Hassan Basry. Nama Muhammad Noor juga melenggang sebagai panitia persiapan kemerdekaan Indonesia atau PPKI pada masa kemerdekaan.
Baca juga: Temui JK, Rektor UGM Bahas Usulan Sardjito Jadi Pahlawan Nasional
Kala masa pemerintahan Presiden Soekarno, Muhammad Noor didapuk sebagai Menteri Pekerjaan Umum. Ia meloloskan sejumlah gawe besar di Kalimantan Selatan. Misalnya pembangunan waduk Riam Kanan. Ia juga mengembangkan PLTA Riam Kanan pada masa 1970-an.
SERVIO MARANDA | MAJALAH TEMPO