INFO JABAR - Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat mendorong potensi geopark di daerah lain setelah sukses menjadikan Geopark Ciletuh, Sukabumi, sebagai destinasi wisata dunia.
Untuk itu, diterbitkan Peraturan Gubernur nomor 72 tahun 2018 tentang Pengembangan Kawasan Geopark di Provinsi Jawa Barat.
“Peraturan gubernur ini diterbitkan untuk melakukan tata kelola pengembangan pada beberapa wilayah yang memiliki potensi geopark,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa usai acara sosialisasi Pergub 72/2018 di Gedung Sate, Bandung, Selasa, 6 November 2018.
Iwa menuturkan, beberapa daerah di Jabar memiliki potensi yang memungkinkan untuk dikembangkan menjadi geopark, misalnya Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Pangandaran.
“Peraturan gubernur ini dapat menjadi pedoman hukum dalam mengembangkan pembangunan kepariwisataan di daerah masing-masing,” tuturnya.
Geopark Ciletuh Palabuhanratu di Kabupaten Sukabumi yang telah ditetapkan Sebagai Unesco Global Geopark (UGG), menurut Iwa, akan memotivasi wilayah yang memiliki potensi geopark. Mereka akan merintis dari tahapan geopark nasional (GN) menuju UGG.
“Selain itu, dengan diterbitkannya peraturan ini dapat terbangun sister geopark di tingkat regional, nasional maupun internasional,” tuturnya.
Menurut Iwa, terbitnya Pergub itu sejalan dengan kebijakan pembangunan bidang kepariwisataan di Provinsi Jawa Barat, sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan dan Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2025.
“Salah satu poin dari peraturan tersebut adalah, membangun pemasaran pariwisata terpadu antar daerah, efektif dan efisien, serta bertanggung jawab dalam membangun citra pariwisata Jawa Barat yang berkelas dunia,” ujarnya.
Pengembangkan objek wisata berkelas dunia, kata Iwa, dengan memenuhi standar internasional Global Sustainable Tourism Council (GSTC) yang antara lain mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi.
"Destinasi yang memiliki aspek tersebut akan menjadi magnet bagi wisatawan. Menyuguhkan keragaman atraksi wisata mulai dari alam yang terawat, budaya yang khas, kuliner dan adanya aminitas atau kemudahan fasilitas dan aksesibilitas menuju destinasi tesebut,” katanya. (*)