INFO JABAR - Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah menyusun dokumen kajian perencanaan ekonomi sektoral guna mengantisipasi perkembangan ekonomi, khususnya ekonomi digital.
Sekretariat Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa memaparkan hal ini saat mewakili Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam “Saresehan Dalam Rangka Penyusunan Dokumen Kajian Perencanaan Ekonomi Sektoral Jawa Barat 2018,” di Hotel Savoy Homann, Bandung, Selasa, 6 November 2018.
Sekda Iwa menuturkan, penyusunan dokumen ini penting sebagai antisipasi karena pada 2017 perekonomian Jawa Barat tumbuh 5,29 persen lebih dibanding tahun 2016 sebesar 5,66 persen.
Data BPS menunjukkan, pada 2017 sektor industri pengolahan memiliki kontribusi paling besar terhadap PDRB Jawa Barat, dengan share mencapai 42,29 persen, disusul oleh sektor perdagangan besar dan eceran. “Lalu sektor reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 15,10 persen, serta sektor lainnya yang mengalami peningkatan,” kata Sekda.
Namun pertumbuhan ekonomi pada 2017 didorong oleh peningkatan di semua sektor kecuali sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang mengalami penurunan, terutama pada sektor pertambangan dan penggalian. “Ini juga termasuk sektor pengadaan listrik dan gas yang mengalami pertumbuhan negatif, masing-masing sebesar minus 2,02 persen dan minus 11,42 persen,” ucapnya.
Menurutnya, berdasarkan data tersebut diketahui, selama ini terjadi perubahan struktural (structural transformation) ekonomi di Jabar, yaitu bergesernya peranan relatif dari sektor pertanian ke sektor jasa dan industri pengolahan.
“Untuk itu, kita harus memiliki kemampuan manufakturing di bidang industri barang modal, information communication technology (ICT) dan peralatan transportasi,” ujarnya.
Iwa berharap penyusunan dokumen kajian perencanaan ekonomi sektoral Jawa Barat ini, mampu menjawab tantangan ekonomi digital yang dianggap mampu memberikan pemerataan ekonomi. (*)