TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga korban penumpang pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, pada 29 Oktober 2018 lalu, mendesak pemerintah agar terus melakukan pencarian jenazah dan identifikasi.
Baca juga: Ini Identitas Empat Korban Lion Air yang Sudah Teridentifikasi
Permintaan itu diutarakan keluarga korban Lion Air JT 610 dalam pertemuan dengan Badan SAR Nasional, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), dan pihak manajemen Lion Air di Hotel Ibis Cawang, Jakarta Timur pada Senin, 5 November 2018.
"Saya mohon proses identifikasi tetap dilanjutkan," ujar salah seorang perwakilan keluarga dari korban bernama Ahmad Endang Rokhmana.
Sementara itu, Stefan Ayorbaba, kakak dari penumpang Lion Air JT 610 bernama Paula Ayorbaba mengatakan jika ia diberi peralatan menyelam, maka ia bersedia terjun ikut menyelam mencari jasad sang adik. Sebab, ia merasa kesulitan mengakses barang bukti serta informasi ke JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, yang menjadi lokasi penampung jenazah dan potongan badan pesawat saat pertama kali ditemukan.
"Kalau misalkan kami dikasih alat nyelam, mari kami mau ikut menyelam," ucap Stefan.
Menanggapi desakan keluarga korban, Kepala Basarnas Marsekal Madya M. Syaugi telah memperpanjang masa pencarian dan evakuasi korban sampai tiga hari ke depan hingga Rabu, 7 November 2018.
Apalagi, Syaugi menemukan beberapa jenazah korban terbawa arus sampai ke pesisir pantai. "Jadi ini kami sisir terus baik ke timur maupun ke barat maupun yang ada di darat, siapa tahu ada nelayan yang menemukan korban korban tersebut sehingga kami kumpulkan korban tersebut dan kami serahkan ke tim DVI," ujar Syaugi.
Baca juga: Tim SAR Gabungan Sudah Deteksi Lokasi Badan Pesawat Lion Air
Diketahui, pesawat Lion Air JT 610 jatuh di Perairan Karawang, Jawa Barat, pada 29 Oktober sekitar pukul 06.33 WIB. Pesawat berjenis Boeing 737 MAX 8 berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Depati Amir Pangkalpinang, Bangka-Belitung dengan membawa 189 orang di dalamnya.
Selama satu pekan ini, Tim SAR Gabungan sudah mengumpulkan total 138 kantong jenazah. Dari 138 jenazah yang ditemukan, 14 diantaranya telah teridentifikasi.