TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya M. Syaugi memaparkan proses evakuasi korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 kepada keluarga korban. Pesawat dengan rute Jakarta - Pangkalpinang tersebut jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, pada 29 Oktober lalu.
Baca: Basarnas Sudah Kumpulkan 138 Kantong Jenazah Korban Lion Air
"Setelah kami menerima titik koordinat lokasi lost contact, tidak sampai 30 menit, kami langsung berangkat menuju lokasi dengan empat buah armada kapal," kata Syaugi dalam konferensi pers di Hotel Ibis Cawang, Jakarta Timur, Senin, 5 November 2018.
Sejak itu, kata dia, tim SAR gabungan langsung diterjunkan untuk melakukan evakuasi. Syaugi menuturkan ada 1.327 personel yang diturunkan. Lima helikopter, yang terdiri atas tiga helikopter milik Basarnas dan dua helikopter milik Kepolisian RI, juga dikerahkan.
Selain itu, 61 kapal laut dari berbagai instansi turut dalam proses evakuasi. Empat kapal di antaranya, Syaugi melanjutkan, telah dilengkapi dengan peralatan canggih, seperti alat untuk deteksi bawah air, alat untuk melihat kedalaman dasar laut, dan alat untuk menangkap obyek di dasar laut 3D. "Sehingga proses pencarian korban lebih cepat dilakukan," ucapnya.
Baca: Kepala Basarnas Sebut Penyelam Meninggal Relawan Berdedikasi
Proses evakuasi korban dan pesawat Lion Air bakal diperpanjang selama tiga hari. Dengan tambahan waktu evakuasi, Syaugi berharap jumlah korban yang ditemukan bakal lebih banyak. "Mudah-mudahan dengan tambahan tiga hari ini, kalau memang masih ada, akan segera dievakuasi dan diserahkan ke Rumah Sakit Polri," ujarnya.
Syaugi mengatakan ingin bertatap muka langsung dengan keluarga korban karena khawatir pihak keluarga belum mendapatkan informasi lengkap mengenai apa saja yang sudah dilakukan tim SAR Gabungan. "Mungkin Anda semua, keluarga korban, sudah dengar melalui media. Tapi kami ingin menjelaskan secara langsung supaya lebih jelas tentang kerja kami menemukan jenazah korban," tuturnya.
Dalam konferensi pers ini, hadir Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, tim Disaster Victim Identification Polri, dan pemilik maskapai Lion Air, Rusdi Kirana.
Baca: Tim DVI Kembali Identifikasi 7 Korban Lion Air, Ini Identitasnya
Pesawat Lion Air JT 610 jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, pada 29 Oktober lalu, sekitar pukul 06.33. Pesawat berjenis Boeing 737 MAX8 itu berangkat dari Bandar Udara Soekarno-Hatta menuju Bandara Depati Amir, Pangkalpinang, Bangka-Belitung, dengan membawa 189 orang.
Selama sepekan ini, tim SAR gabungan sudah mengumpulkan total 138 kantong jenazah. Dari 138 jenazah yang ditemukan, 14 di antaranya telah teridentifikasi.
1. Jannatun Cintya Dewi, perempuan, usia 24 tahun
2. Candra Kirana, laki-laki, usia 29 tahun
3. Munni, perempuan, usia 41 tahun
4. Hizkia Jorry Saroinsong, laki-laki, usia 23 tahun
5. Endang Sri Bagusnita, perempuan, usia 20 tahun
6. Wahyu Susilo, laki-laki, usia 31 tahun
7. Fauzan Azima, laki-laki, usia 25 tahun
8. Rohmanir Pandi Sagala, laki-laki, usia 23 tahun
9. Dodi Junaidi, laki-laki, usia 40 tahun
10. Muhamad Nasir, laki-laki, usia 29 tahun
11. Janry Efriyanto Santuri, laki-laki, usia 26 tahun
12. Karmin, laki-laki, usia 68 tahun
13. Harwinoko, laki-laki, usia 54 tahun
14. Verian Utama, laki-laki, usia 31 tahun