TEMPO.CO, Yogyakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK menyoroti begitu ketatnya seleksi tes pegawai negeri sipil (PNS) pasca pemerintah memberlakukan moratorium selama empat tahun.
Baca: Jusuf Kalla Kunjungi Lombok Bahas Rehabilitasi Setelah Gempa
“Saya tanya, berapa sekarang pendaftar PNS, ternyata ada 44,4 juta orang, namun yang diterima hanya 120 ribu orang atau hanya 3 persen dari total pelamar,” kata JK saat memberikan kuliah umum di depan ribuan mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Yogyakarta, Ahad, 4 November 2018.
Ketatnya persaingan menjadi PNS itu juga ditemui JK saat ia melawat Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Bandung. JK menanyakan kepada pengurus IPDN soal berapa jumlah pendaftar seleksi masuk kampus itu. Menurut JK, ia mendapatkan jawaban bahwa jumlah pendaftar ada 40 ribu pelamar namun yang diterima hanya 1900 orang saja atau sekitar 4 persen dari pelamar.
“Itulah kondisi kita ke depan, banyak generasi muda selesai kuliah dan ingin masuk pemerintah kecil sekali kesempatannya, hanya 3-4 persen, dari 100 orang hanya diterima 3-4 orang saja,” ujarnya. JK pun meminta para mahasiswa memahami kondisi ketatnya persaingan seleksi masuk menjadi PNS itu.
Melihat kondisi itu, JK mengatakan sebanyak 96 persen masyarakat yang tak bisa diterima sebagai PNS mau tak mau harus menempuh profesi lain atau menjadi wirausahawan. “Tidak ada pilihan lain, harus mengambil peluang mencari profesi lain atau akan menganggur, tentu anda tidak mau menganggur,” ujarnya.
JK menambahkan, dengan kondisi kecilnya peluang menjadi PNS, maka peran universitas salah satunya diharapkan bisa menyiapkan mahasiswanya siap menjadi profesi lain atau wirausaha. “Bisa juga terjun politik, tapi tanpa kemampuan berpolitik yang baik tentu akan menghadapi banyak masalah,” ujarnya.
JK menilai dari berbagai pilihan profesi menjadi wirausahawan adalah pilihan yang patut dipertimbangkan karena bisa memberikan dampak positif seperti menggerakkan pertumbuhan perekonomian bagi sekitarnya. Terlebih saat ini, kata JK, menjadi wirausaha bisa tanpa modal besar seperti harus membuat toko dan lainnya karena sudah ada media sosial.
Simak: Soal Tuntutan Massa Aksi 211, Ini Jawaban Wapres JK
“Dengan perubahan teknologi saat ini, sudah ada perubahan penting dalam dunia wirausaha, tidak perlu memiliki toko namun cukup menggunakan media sosial,” kata JK. "Banyak yang memulai usaha dari kamar tidur atau garasi, semua bisa menjadi tempat kerja."