TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Mayor Jenderal Nugroho Budi Wiryanto mengatakan timnya masih belum dapat menemukan cockpit voice recorder atau CVR pesawat Lion Air JT 610, yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat. Pencarian bagian black box tersebut terkendala kondisi perairan.
Baca: Tiga Korban Lion Air Kembali Teridentifikasi, Ini Identitasnya
"Kami belum berhasil menemukan black box tersebut karena terkendala kondisi dasar laut yang berlumpur dan cukup dalam," ujar Nugroho melalui keterangan tertulis, Sabtu, 3 November 2018.
Nugroho mengatakan CVR sudah terdeteksi Ping Detector. Namun, hingga pencarian di hari keenam, tim belum dapat menemukan perekam percakapan di pesawat itu. "Tim SAR hanya menemukan ban pesawat, serpihan kulit pesawat, mesin pesawat, dan bagian-bagian lainnya," katanya.
Sebelumnya, tim gabungan evakuasi kecelakaan telah menemukan salah satu bagian dari black box Lion Air JT 610, yaitu Flight Data Recorder (FDR), di kedalaman 32 meter. Alat ini ditemukan bergeser 500 meter dari titik hilang kontal pesawat terakhir.
Baca: Tim SAR Gabungan Dengar Sinyal Lemah CVR Lion Air
Basarnas menyebutkan kemungkinan black box CVR tidak jauh dari titik ditemukannya FDR. Hal ini diperkuat dengan fakta bahwa tim gabungan menemukan titik jatuh pesawat berada sekitar 40-100 meter dari Black Box FDR.
Pesawat Lion Air dengan nomor registrasi PK-LQP itu jatuh di perairan Tanjung Karawang, pada Senin, 29 Oktober 2018. Pesawat jenis Boeing 737 Max8 itu hilang kontak pada pukul 06.32 WIB, atau sekitar 12 menit setelah take off dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Hingga saat ini, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas dan tim gabungan belum menemukan bagian besar dari pesawat Lion Air JT 610 itu.
SYAFIUL HADI | TAUFIQ SIDDIQ