TEMPO.CO, Jakarta - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan menggandeng beberapa lembaga untuk membuka kotak hitam atau black box Lion Air JT 610. Wakil Ketua KNKT, Haryo Satmiko, mengatakan mereka akan bekerja sama dengan tim National Transportation Safety Board atau NTSB USA, Boeing, Federal Aviation Federation atau FAA, dan General Electric atau GE.
Baca: Akhir November, KNKT Terbitkan Laporan Awal Sebab Lion Air Jatuh
"Sesuai dengan kesepakatan bersama bahwa Amerika merupakan negara tempat dibuatnya pesawat ini, dan berkewajiban untuk bekerja sama dengan pemerintah khususnya KNKT untuk melakukan kerja sama Investigasi," kata Haryo di Kantor KNKT, Jakarta Pusat, Kamis, 2 November 2018.
KNKT menerima Black Box Lion Air JT 610 dari Basarnas pada 19.10 WIB dan langsung disimpan di tempat yang mereka jamin aman. Black Box ini ditemukan pada 10.05 pagi tadi oleh tim gabungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), TNI Angkatan Laut, serta Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas).
Kepala Tim investigasi penerbangan KNKT, Oni Soerjo Wibowo, mengaku belum tahu jenis Black Box yang sudah ditemukan ini. Sebab, dalam satu black box ada dua komponen yaitu Cockpit Voice Recorder (CVR) dan Flight Data Recorder (FDR). Oni mengatakan akibat dari adanya benturan keras, kedua Black Box ini menjadi terbelah. Tapi apapun itu, kata Ony, satu bagian lainnya masih akan terus dicari, agar data yang mereka miliki lebih komperhensif.
Simak: Mendagri Buka Layanan Dukcapil Korban Lion Air JT 610 di RS Polri
Namun bila akhirnya tetap tidak berhasil ditemukan, Ony menyatakan masih banyak cara lain yang bisa dilakukan. Salah satu contohnya adalah dengan menganalisa puing-puing atau debris. "Mestinya semua (Black Box) diambil. Kami belum tahu ini FDR atau CVR. Tapi apabila tidak ditemukan, kami punya banyak cara untuk mengetahui penyebab jatuhnya Lion Air JT 610," kata Ony.