TEMPO.CO, Jakarta - Jenazah Jannatun Cintya Dewi, korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610, hari ini, dimakamkan di kampung halamannya di Sidoarjo. Kepala Pusat Indonesia Automatic Fingerprint Identificatin System Badan Reserse Kriminal Polri, Brigadir Jenderal Hudi Suryanto, mengatakan jenazah ini dapat dikenali dari lima sidik jari tangan kanannya. "Keluarga juga menyerahkan foto selfie korban," kata Hudi di Jakarta, Rabu, 31 Oktober 2018.
Baca: Basarnas Temukan Titik Sinyal Black Box Lion Air JT 610
Kepolisian dapat mengenali jenazah Jannatun dari dua tanda itu karena kondisi jasadnya masih baik. Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Kramat Jati, Komisaris Besar Musyafak, mengatakan dua tanda fisik jenazah ini diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) berdasarkan keterangan keluarga. Tanda fisik tersebut biasanya berupa tahi lalat, rambut, cincin, atau bekas operasi. "Tanda fisik kemudian dicocokkan ulang saat proses forensik dengan foto yang diserahkan keluarga," kata Musyafak.
Ayah Jannatun, Bambang Supriyadi, hadir dalam konferensi pers dan penyerahan jenazah di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat Satu Raden Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu, 31 Oktober 2018. Bambang, dengan mata berair, mengatakan anaknya terbang ke Pangkal Pinang untuk menjalankan tugas dinas dari kantornya, Kementerian Energi Sumber Daya Manusia.
Nadzir Ahmad Firdaus, adik Jannatun, mengatakan kakaknya adalah sosok yang sangat perhatian terhadap keluarga. Meski bekerja di Jakarta, Jannatun selalu berusaha pulang ke Sidoarjo setiap pekan. “Kakak itu support saya dalam belajar,” kata dia.
Baca: Begini Kegiatan Basarnas dalam Pencarian Korban Lion Air JT 610
Hingga kemarin, 191 anggota keluarga penumpang telah melapor ke kepolisian. Baru sebanyak 147 orang diambil contoh DNA-nya dari rambut dan ludah. DNA keluarga inti menjadi pembanding dengan DNA korban karena kode genetik yang cenderung serupa.
Sebelumnya, Musyafak mengatakan pemeriksaan DNA ini bakal membutuhkan waktu lama karena banyak bagian tubuh yang sudah bercerai-berai. Untuk mempercepat proses, Tim DVI Polri akan dibantu oleh dokter dari TNI dan sejumlah perguruan tinggi. Ia menargetkan proses identifikasi akan selesai dalam waktu lima hari.
INDRI MAULIDAR | AQIB SOFWANDI | INGE KLARA SAFITRI | ANTARA