Nantinya jenazah yang berhasil diidentifikasi akan dikafani, dimasukkan ke peti dan diserahkan ke keluarga korban. Pencarian korban terus dilakukan dengan radius diperluas.
Simak juga :
Cerita Penyelam Basarnas Aduk Lumpur Dasar Laut Cari Lion Air
Pencarian diperluas hingga batas perairan 15 nautical mile (NM) dari Tanjung Karawang hingga ke perairan Indramayu, Provinsi Jawa Barat dengan perahu karet, perahu boat serta kapal KN SAR Basudewa 206.
Pencarian bangkai pesawat serta korban kecelakaan pesawat yang membawa 188 orang itu melibatkan sekitar 2.000 personel gabungan, yang terdiri atas tim selam, penyisir permukaan serta tim monitoring udara menggunakan helikopter.
Pada hari ketiga jatuhnya pesawat berlambang kepala singa itu, tim SAR mendeteksi objek di dasar laut yang diperkirakan bagian besar dari pesawat Lion Air JT 610. Tim berjumlah 100 orang akan menyelam Untuk memastikan obyek terdeteksi sonar tersebut merupakan target yang dicari.
Direktur Kesiapsiagaan dan Latihan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Didi Hamzar mengatakan, terdapat lima titik penyelaman yang berada di sekitar perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat. Kedalaman laut di area pencarian berkisar 30 meter hingga 35 meter.
Kapal Riset (KR) Baruna Jaya I milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menemukan indikasi sinyal kotak hitam (black box) dari pesawat Lion Air JT 610.
"Indikasi sinyal kotak hitam berdasarkan ping locator," kata Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan (Teksurla) BPPT M Ilyas. Tim Baruna Jaya juga telah menurunkan peralatan Ultra-Short BaseLine (USBL) Transponder.
Pesawat dengan nomor registrasi PK LQP terakhir tertangkap radar pada koordinat 05 46.15 S - 107 07.16 E. Pesawat ini berangkat pada Senin, 29 Oktober 2018 pukul 06.10 WIB dan sesuai jadwal akan tiba di Pangkalpinang pada Pukul 07.10 WIB. Pesawat sempat meminta untuk kembali ke Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang atau "return to base" sebelum akhirnya hilang dari radar.
ANTARA