TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Dato Seri Anwar Ibrahim terpeleset lidah saat menyebut nama Prabowo dalam pidatonya. Anwar berpidato ketika menerima gelar doktor kehormatan Honoris Causa dari Universitas Negeri Padang, Senin, 29 Oktober 2018.
"Banyak pimpinan politik hebat di Indonesia, mulai dari Bung Karno, Bung Hatta, Natsir, Prabowo,...maaf Prawoto. Ini panggung sains, ya, saya juga baru ke Istana Bogor menemui Presiden Jokowi. Agar adil, saya ucapkan keduanya," kata Anwar yang disambut tawa hadirin di Auditorium Universitas Negeri Padang di Padang.
Baca: 5 Momentum Tak Terlupakan dalam Hidup Anwar Ibrahim
Anwar langsung mengoreksi kesalahan penyebutan nama Prawoto, yang ia sebut Prabowo. Ia juga spontan menyebutkan nama Presiden Jokowi agar "berimbang". Dalam catatan tokoh politik Indonesia setelah merdeka, nama lengkap Prawoto adalah Prawoto Mangkusasmito, Ketua Umum Masyumi yang terakhir dan pernah menjadi Wakil Perdana Menteri Indonesia ke sembilan.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima kunjungan mantan wakil perdana menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, 30 Agustus 2018. TEMPO/Ahmad Faiz
Menurut Anwar, Indonesia sedang dalam tahun politik, insiden kepleset lidah seperti ini dapat menjadi hal yang serius. "Tokoh-tokoh besar di Indonesia ini memberikan perlawanan yang cukup kuat melawan aliran inferioritas. Keyakinan baru dan ada kesungguhan untuk bersaing dengan penjajahan," kata Anwar.
Ia melihat sistem demokrasi yang direpresentasikan melalui pemilu setiap lima tahun sekali, menjadi pintu lahirnya golongan elite yang yang menepikan kepentingan rakyat. Karena itu, dirinya meminta generasi muda untuk kembali belajar dari tokoh besar bangsa Indonesia, tokoh-tokoh bangsa tersebut menggambarkan kaum elite politik yang tetap mengedepankan kepentingan rakyat.
Baca juga: Dua Tim Purnawirawan Cakra 19 dan Bravo 5 Hadang Prabowo di Pilpres 2019
"Tokoh-tokoh berjuang untuk kepentingan rakyat agar rakyat sejahtera dan mendapatkan hak mereka," ujar Anwar. Menurut dia lagi, melalui pendidikan suatu bangsa akan maju. Namun, saat ini kecanggihan bangunan yang besar dan laboratorium yang bagus, membuat mereka jauh dari tujuan untuk mensejahterakan rakyat.
"Mereka cemerlang dalam kecerdasan, namun tidak memiliki hati nurani sehingga masih terjadi diskriminasi ras, jurang pemisah orang kaya dan miskin yang semakin lebar dan lainnya," kata dia.
Alasan Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat, menganugerahi Anwar Ibrahim gelar doktor honoris causa karena dinilai berperan dalam pendidikan politik. Pemberian gelar dihadiri Presiden ke-5 Indonesia Megawati Soekarnoputri, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, dan Ketua DPD Oesman Sapta Odang.
Anwar Ibrahim merupakan tokoh kedua yang diberikan gelar doktor honoris causa oleh Universitas Negeri Padang dalam dua tahun terakhiri. Sebelumnya Presiden ke-5 Indonesia Megawati Soekarnoputri juga menerima gelar yang sama pada September 2017.
Catatan:
Judul dan artikel telah dikoreksi karena ada kesalahan penulisan antara Prabowo dan Prawoto. Atas kekeliruan ini kami minta maaf.