TEMPO.CO, Jakarta - Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Ma'ruf Amin memberikan tausiyah kebangsaan kepada peserta Istighosah Kubro yang berlangsung di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Ahad, 28 Oktober 2018. Ma'ruf sekaligus menyampaikan permintaan maaf Presiden Joko Widodo tidak bisa hadir pada kegiatan itu.
Ma'ruf mengucapkan terima kasih kepada Jokowi yang telah menetapkan Hari Santri Nasional pada 22 Oktober. Sebab, 22 Oktober 1945 sebagai inspirasi lahirnya perlawanan kaum santri kepada penjajah sehingga akhirnya pemerintah menetapkan 10 November sebagai Hari Pahlawan.
Baca: Istighosah Kubro, Ribuan Warga NU Penuhi Stadion Sidoarjo
"22 Oktober 1945, untuk menentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berlanjut atau tidak, semua orang bingung. Tetapi Pesantren Tebu Ireng, Kiai Hasyim Asy'ari mengatakan kalau melawan penjajah hukumnya fardu ain melalui Resolusi Jihad. Dan pada Oktober 2015 lalu, 22 Oktober ditetapkan oleh Jokowi sebagai Hari Santri Nasional," ujarnya.
Menurut Ma'ruf, santri dan kiai telah menyatakan sikapnya atas negara Indonesia sejak sebelum proklamasi. Meski kemerdekaan belum diproklamirkan, kata Ma'ruf, nahdiyin sudah mengumandangkan Indonesia negeriku. "Siapa yang datang mengancam akan berhadapan dengan santri Nahdatul Ulama. Begitu (Indonesia) terbentuk semangat bela negara semakin kuat," katanya.
Simak: Prihatin Kondisi Bangsa, NU Jawa Timur Gelar Istighosah Kubro
Ma'ruf meminta negara harus dijaga seperti dulu ulama santri di bawah komando KH Hasyim Asyari mengusir penjajah. Sekarang orang-orang yang akan menghancurkan negara, baik itu namanya sparatisme, radikalisme maupun terorisme, tak boleh ada di Indonesia. "Santri harus mengawal agama, tidak akan membiarkan upaya yang akan menghabisi ahlussunnah wal jamaah, harus dikawal sekuat tenaga," katanya.
Kegiatan Istighosah Kubro itu dihadiri ratusan ribu massa yang memenuhi Stadion Gelora Delta. Sejumlah ulama sepuh NU hadir. Ketua Pengurus Wilayah NU Jawa Timur KH Marzuk Mustamar dalam orasinya meminta santri taat pada ulama dan habaib. Ia juga meminta santri selalu mencintai NKRI. "Santri jangan mudah tertipu oleh kelompok tertentu yang akan menghancurkan NKRI dan meniadakan ahlussunah wal jamaah," kata Marzuki.