INFO NASIONAL – Bisnis model pembangunan desa di Indonesia menjadi magnet bagi negara berkembang untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. Salah satu yang tertarik adalah Kementerian Pembangunan Luar Bandar, Malaysia, yang berkunjung ke Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, di Jakarta, Kamis, 25 Oktober 2018.
“Saat ini kami mendapat kunjungan dari Menteri Luar Bandar Malaysia untuk saling tukar pikiran dan disepakati akan saling tukar menukar kepala desa supaya kepala desa kita belajar di Malaysia, kepala desa di Malaysia belajar di Indonesia. Juga kita saling tukar menukar model bisnis yang sukses di negara masing-masing,” kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo.
Baca Juga:
Dia menjelaskan, di Indonesia ada dana desa yang masif, begitu juga di Malaysia ada model yang sukses seperti FELDA (The Federal Land Development Authority), FELCRA (Federal Land Consolidation and Rehabilitation Authority), RISDA (Rubber Industry Smallholders Development Authority), dan dengan model itu mereka bisa mengurangi kemiskinan dari 50 persen sampai satu persen.
“Kita sepakat untuk tukar menukar, baik kades maupun program-program. Kami juga ada program inovasi desa yang bisa di-share ke Malaysia juga. Kita juga mau belajar dari FELDA, FELCRA, RISDA, mereka jauh lebih berpengalaman,” kata Menteri Eko.
Menurut Menteri Eko, kerja sama juga dilakukan untuk membangun daerah perbatasan. “Kita juga ajak Malaysia untuk investasi pasca panen di daerah-daerah perbatasan untuk bisa mensuplai kebutuhan-kebutuhan di Sabah, Sarawak dan lain-lain. Untuk mematangkan kerjasama ini, nanti akan dibuatkan MoU supaya ada payung hukumnya,” ujarnya.
Baca Juga:
Menteri Pembangunan Luar Bandar YB Datuk Seri Rina Mohd Harun mengatakan, dalam kunjungan tersebut banyak yang dibincangkan, terutama kerja sama antara Malaysia dan Indonesia yang fokus pada Luar Bandar (pembangunan desa-desa). Menurut Datuk Seri Rina, pihaknya saat ini memberi perhatian yang sangat tinggi kepada Luar Bandar.
“Kami juga mempunyai 17.000 desa di Malaysia yang perlu kerja sama juga dengan Indonesia, karena kami juga punya beberapa model yang ingin dijalankan di desa-desa di Malaysia. Kita juga ada bisnis model di sini untuk membangun ekonomi desa,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, selain dengan pemerintah, juga ada kerja sama sektor swasta, pihak universitas, perbankan dan perusahaan yang akan bersama membangun desa hingga membangun ekonomi kampung supaya akhirnya kebergantungan kepada pemerintah dapat dikurangi, dan kampung akan dibangunkan dari segi ekonominya oleh penduduk kampung sendiri.
“Kami ada dana untuk membantu program-program ekonomi desa. Dari segi infrastrukturnya, seperti membuat jalan. Kami juga memiliki Desa Harapan yang akan membantu kerja sama pihak swasta dan perusahaan untuk membantu membangun desa,” katanya.
Di Malaysia, menurut Datuk Seri Rina, penggunaan dana dan pengawasannya dilakukan oleh desa itu sendiri melalui perwakilan warga. “Pengawasannya akan kita lihat melalui perwakilan. Kementerian Pembangunan Luar Bandar juga memantau dan mengawasi laporannya. Kalau sukses maka tahun depan akan kita tambah lagi dananya,” ucapnya.(*)