INFO JABAR-- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta kepada para akademisi, khususnya perguruan tinggi yang tergabung dalam mitra SMART CITY agar bisa menerapkan hasil risetnya tentang smart city di Provinsi Jawa Barat. Dengan begitu komitmen Jawa Barat sebagai provinsi digital di Indonesia bisa terealisasi dalam lima tahun ke depan.
"Saya ucapkan terimakasi kepada USAID dan universitas-universitas yang tergabung dalam riset. Saya nanti cuman mau minta hasilnya mana. Kalau cocok kita implementasikan, supaya jangan jadi menara gading, riset saja tapi tidak manfaat," kata Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, usai menjadi pembicara utama dalam International Conference on SMART CITY Innovation 2018 di Kota Bandung, Kamis, 25 Oktober 2018.
Menurut Emil, teknologi digital sudah marak, namun, penerapan teknologi ini masih dominan di wilayah kota saja. Pemerintah bertugas memberikan keberpihakan ke semua wilayah atau sektor yang belum tersentuh teknologi digital.
"Jadi, gap digital di desa dan kota masih tinggi. Itu kenapa di kita (Provinsi Jawa Barat) ada program digital province, akan fokus terhadap digital inklusif di desa-desa," ujar Emil.
Emil menambahkan, di Jawa Barat sendiri hanya sebagian kecil kabupaten/kota yang telah menerapkan teknologi digital atau program smart city di wilayahnya. Padahal, teknologi ini bisa meningkatkan ekonomi masyarakat, serta meningkatkan efektifitas dan efisiensi sistem birokrasi di pemerintahan.
"Dalam lima tahun komitmen kita (Jawa Barat Barat) harus menjadi provinsi digital terbaik, merata, inklusif. Ujung-ujungnya apa? Ekonomi naik, pemerintah bisa efektif, efisien menyelesaikan masalah-masalah dengan transparan dan cepat," tuturnya.
SMART CITY atau Scientific Modeling, Application, Research, and Training for City-Centered Innovation and Technology, merupakan kemitraan terbesar di Indonesia menyangkut penelitian dan pengembangan sistem kota pintar. Kemitraan ini diketuai oleh Universitas Indonesia, dengan mitra bersama Universitas Padjadjaran, Universitas Diponegoro, Universitas Sriwijaya, dan Universitas Udayana.
SMART CITY sendiri adalah salah satu penerima hibah penelitian raksasa bernilai US$3 juta (setara Rp 45 miliar) yang diberikan oleh Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat atau United States Agency for International Development (USAID) melalui program Sustainable Higher Education Research Alliances (SHERA).
Konferensi internasional ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan penelitian, pengembangan, pelatihan, kuliah umum, seminar, dan kerjasama dengan pemerintah dan pihak swasta mengenai inovasi pengembangan kota pintar yang diselenggarakan oleh jejaring SMART CITY.
USAID SHERA mendukung penuh program kerja SMART CITY dan konferensi internasional ini. "Saya bangga bisa mendukung program kerjasama penerapan smart city ini," kata Pelaksana Tugas Wakil Direktur atau Acting Deputy Mission Director USAID, Betty Chung yang hadir dalam konferensi ini. (*)