TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pejabat dan politikus memberikan tanggapan soal insiden pembakaran bendera oleh anggota Gerakan Pemuda (GP) Ansor di Garut yang sedang ramai dibicarakan. Dalam sebuah video berdurasi sekitar 2 menit, beberapa orang anggota GP Ansor terlihat membakar bendera. Saat ini, Kepolisian Resor Garut masih memeriksa tiga orang yang diduga membakar bendera tersebut.
Baca: Soal Pembakaran Bendera di Garut, Ridwan Kamil: Tetap Tenang
Berikut beberapa komentar pejabat soal pembakaran bendera tersebut:
1. Jusuf Kalla
Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta agar insiden tersebut diserahkan kepada penegak hukum. "Itu kan bendera yang menyerupai bendera HTI yang ada syahadatnya, sehingga lagi diselesaikan di kepolisian setempat," kata JK
2. Majelis Ulama Indonesia
Majelis Ulama Indonesia atau MUI meminta kepada pelaku pembakaran bendera di Garut, Jawa Barat untuk mengakui perbuatannya dan meminta maaf secara terbuka. "Kami meminta kepada oknum tersebut untuk meminta maaf," kata Sekretaris Jenderal MUI, Anwar Abbas, Selasa, 23 Oktober 2018. MUI, kata Anwar, menyayangkan peristiwa pembakaran bendera ini karena menimbulkan kegaduhan di kalangan umat Islam.
3. Wiranto
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan pembakaran bendera hitam bertulisan kalimat tauhid yang muncul dalam video viral tak mungkin sengaja dilakukan. Menurut dia, pembakaran yang dilakukan oknum Gerakan Pemuda (GP) Ansor semata-mata untuk menertibkan bendera tersebut.
"Sebagai ormas Islam, tidak mungkin dengan sengaja membakar bendera kalimat tauhid yang sama artinya melakukan penghinaan terhadap diri sendiri," kata dia.