TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera meminta elit politik atau tim kampanye dari dua kubu yang akan bertarung di pemilihan presiden 2019, tidak mengomentari soal bendera yang dibakar oleh Banser Nahdlatul Ulama di Garut, Jawa Barat.
Baca: Kata MUI, yang Dibakar di Garut Bukan Bendera HTI
"Kalau PKS, tegas saya katakan jangan komentar. Saya berharap semuanya juga tidak berkomentar," ujar Mardani saat ditemui usai menjadi pembicaraan dalam sebuah acara diskusi di Hotel Aryaduta, Jakarta pada Selasa, 23 Oktober 2018.
Menurut Mardani, kasus ini tidak boleh ditanggapi melalui aksi jalanan. Melainkan, para elit politik harus berkumpul membuat resolusi bersama. "Sampaikan saja bahwa ini salah, minta maaf dan akan segera diproses. Dan umat tenang kembali," ujar Mardani.
Sebelumnya, kasus pembakaran bendera tersebut terjadi pada 21 Oktober 2018. Ketua GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas membenarkan adanya kejadian itu. Ia kini tengah meminta kronologi pembakaran bendera oleh orang-orang berseragam Banser NU itu kepada pengurus Ansor Garut.
Baca: Soal Pembakaran Bendera Tauhid, Sandiaga Minta Masyarakat Tenang
Pembakaran bendera yang terekam dalam video berdurasi 02.05 menit itu memperlihatkan seorang anggota berseragam Banser NU yang membawa bendera berwarna hitam bertuliskan kalimat tauhid. Belasan orang berseragam lainnya bersama-sama menyulut bendera itu dengan api. Seragam Banser NU loreng-loreng lengkap dengan baret hitam.
Orang-orang itu juga nampak membakar ikat kepala berwarna hitam bertuliskan aksara Arab. Agar kedua benda lebih cepat terbakar, mereka menyulutnya dengan koran yang sudah disulut api. Salah satu dari mereka mengibarkan bendera Merah Putih berukuran besar.