TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf Amin, Arsul Sani, menanggapi usulan tim sukses pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno terkait debat pilres di kampus. Dia mengatakan menyerahkan sepenuhnya mekanisme debat pilpres ini ke Komisi Pemilihan Umum.
Baca: Jokowi kepada Santri: NKRI Adalah Rumah Sendiri
"Kami kembalikan pada KPU bagaimana format KPU mengatur debat itu," ujar Arsul di kawasan Kemayoran, Jakarta, Ahad, 21 Oktober 2018.
Usulan mengenai debat pilpres di kampus datang dari kubu Prabowo - Sandiaga. Koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar, mengatakan debat pilpres di kampus lebih efisien ketimbang diadakan di hotel. "Agar akademisi dan mahasiswa dapat langsung menilai gagasan dari masing-masing pasangan calon," kata dia.
Menurut Arsul, tim kampanye Jokowi - Ma'ruf setuju saja jika KPU menetapkan debat pilpres itu di perguruan tinggi. Sebab, kata dia, debat pilpres di luar negeri juga sudah dilakukan di lingkungan pendidikan. "Di Amerika Serikat, misalnya, debat pilpres itu kan di kampus lokasinya," katanya.
Baca: Jokowi: Peran Ulama dan Santri Menjaga Bhinneka Tunggal Ika
Meski demikian, Arsul menilai pelibatan mahasiswa sebagai pengganti panelis atau ahli perlu peninjauan kembali. Menurut dia, selama ini panelis dalam debat memang menguasai isu serta agar konteks debat tak melebar. "Kalau mahasiswa itu pertanyaannya seperti apa. Di mana-mana kan debat presiden itu dengan panel ahli yang bertanya," ucapnya.
Arsul menuturkan, kubu Jokowi - Ma'ruf masih menunggu format resmi debat pilres dari KPU. Dia mengatakan tim akan memberi masukan kepada KPU setelah menerima format debat tersebut. "Sekarang saja formatnya belum diekspos seperti apa. Nanti setelah KPU memberikan format baru kami kasih usulan atau tanggapan," tuturnya.
SYAFIUL HADI | FIKRI ARIGI