Adapun Cakra 19 dibentuk pada Agustus lalu. Tim yang juga diinisiasi oleh Luhut Binsar Pandjaitan ini bermarkas di Jalan Malabar Nomor 75, Setia Budi, Jakarta Selatan. Cakra 19 berisi purnawirawan TNI yang baru satu-dua tahun pensiun. Sebagian besar memiliki latar belakang personel baret merah alias Kopassus.
Baca: Pilpres 2019: 30 Gubernur Dukung Jokowi VS 4 Dukung Prabowo
Tak hanya berisi bekas tentara, Cakra 19 juga beranggotakan warga sipil dan dipimpin mantan Sekretaris Kabinet, Andi Widjajanto. Anggota tim ini di antaranya; Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus, politikus Golkar, Eko Wiratmoko; bekas Deputi V Kepala Staf Kepresidenan, Andogo Wiradi; serta bekas Kepala Pusat Penerangan lentara Nasional Indonesia, Iskandar Sitompul.
Pada Maret 2018, Cakra 19 mulai bekerja mendata purnawirawan TNI di semua wilayah yang berpotensi membantu memenangkan Jokowi. Para pensiunan yang pernah menjabat panglima komando daerah militer menjadi koordinator di wilayah tersebut. Merekalah yang menarik mantan anak buahnya ke tim pemenangan di wilayah itu.
Kelompok relawan Cakra 19 ini memiliki tiga tugas penting untuk pesta demokrasi pada Pemilu 2019. "Tugas pertama kami memastikan Jokowi hanya memiliki satu lawan dalam kontestasi pilpres 2019," kata Andi Widjajanto saat menghadiri acara sayap Partai Golkar, Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), di Hotel Century, Senayan, Jakarta, Sabtu, 29 September 2018.
Andi mengklaim, dalam tugas pertamanya itu, Cakra 19 telah sukses memastikan lawan politik Jokowi hanya lawan tunggal. Sedangkan pada tugas kedua, relawan loyalis Jokowi ini mengaku akan memastikan bahwa pasangan capres nomor urut 01 itu memenangkan kontestasi pilpres dengan persentase minimal 55 persen. Andi yakin tugas kedua itu gampang dilalui. Musababnya, ujar Andi, merujuk pada survei-survei independen, elektabilitas Jokowi - Ma'ruf masih di atas 50 persen.
Tugas ketiga, memastikan koalisai partai politik pendukung mendapatkan hasil pemilihan legislatif yang baik untuk memperkuat parlemen hasil pemilu 2019 termasuk Golkar di dalamnya. "Dukungan Golkar dibutuhkan untuk memastikan pemerintahan Jokowi - Ma'ruf Amin akan dijalankan dengan dukungan parlemen yang kuat," katanya.