Nama Yunus Yosfiah kerap disebut setiap kali menjelang 30 September. Sebab, Yunus yang menghentikan pemutaran film propaganda Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI. Keputusan itu diambil lantaran adanya nuansa pengkultusan tokoh dalam sinema besutan Arifin C. Noer itu dan dinilai tak sejalan dengan semangat reformasi. Selain itu, Kementerian Penerangan di era Yunus menghapuskan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) yang menandai berakhirnya pengekangan terhadap pers.
Yunus juga disebut sebagai pelaku penembak lima wartawan asing di Balibo, Timor Timur pada 16 Oktober 1975. Peristiwa ini juga dikenal sebagai Balibo Five (Balibo 5). Dua wartawan asal Inggris, dua wartawan Australia, dan satu wartawan Selandia Baru tengah melakukan investigasi ihwal persiapan tentara Indonesia ke Timor Timur.
Baca: Kinerja Presiden dari Soekarno sampai Jokowi, Menurut Prabowo
Pada 2007, Pengadilan Koroner negara bagian New South Wales Australia mengungkap bahwa Yunus Yosfiah adalah tentara yang memulai tembakan pertama terhadap para wartawan itu. Sejumlah saksi mengungkap bahwa Yunus terlibat. Ketika peristiwa itu terjadi, Yunus berpangkat kapten infanteri dan berperan sebagai komandan lapangan operasi di Balibo.
Ditemui di rumahnya, Yunus menolak berbicara. "No comment!" kata dia kepada Aqida Swamurti dari Tempo pada 17 November 2007.
Karier politik mengantar Yunus menjadi Ketua Fraksi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia di Majelis Permusyawaratan Rakyat pada 2007. Tiga tahun setelah pensiun dari TNI pada 1999, pria kelahiran Rappang, Sulawesi Selatan ini bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan. Di partai ini, Yunus sempat menjabat sebagai Sekretaris Jenderal dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
Pada 2015, Yunus bergabung dengan Partai Gerindra dan didaulat sebagai anggota Dewan Pembina. Di Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga, Yunus menjadi anggota Dewan Penasihat.
3. Mayjen (Purn) Glenny Kairupan (Direktur Penggalangan)
Glenny merupakan teman seangkatan Prabowo dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di Akademi Militer angkatan 1970. Pada 2012, Glenny resmi bergabung dengan Partai Gerindra.
Glenny anggota Dewan Pembina Partai Gerindra. Almarhum Suhardi, Ketua Umum Partai Gerindra sebelum Prabowo, menyebut Glenny-lah yang menggalang dukungan dari bekas koleganya di Angkatan Darat, Laut, Udara, dan Kepolisian RI untuk berbondong-bondong masuk Gerindra.
Karir militer Glenny melesat saat konflik di Timor Timur hingga menjadi Komandan Komando Resor Militer (Danrem). Dia pernah diperiksa oleh Komisi Penyelidik Pelanggaran HAM Timor Timur.
4. Letnan Jenderal TNI (purn) Yayat Sudrajat (Direktur Pengamanan dan Pengawasan)
Yayat yang merupakan lulusan Akademi Militer 1982, kini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Berkarya. Yayat pernah menjadi Direktur Kontraterorisme Deputi Bidang Kontra Intelijen Badan Intelijen Negara, Kepala Badan Intelijen Strategis TNI. Jabatan terakhirnya di pemerintahan adalah Sekretaris Menteri Politik, Hukum, dan Keamanan.
Pada Juli 2018, Yayat bergabung dalam deklarasi purnawirawan Komando Pasukan Khusus mendukung Prabowo. Dia menghadiri deklarasi itu meski Partai Berkarya belum memutuskan mendukung Prabowo di pilpres 2019.