INFO NASIONAL—Di hadapan siswa siswi SMAN Unggulan 3 Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Mahyudin mengingatkan di negara maju banyak penjara yang tutup karena tidak ada penghuninya. Sedangkan, di Indonesia, sebaliknya. Di sini, hampir semua penjara penuh, bahkan over kapasitas.
Over kapasitas penjara ini terjadi bukan semata-mata karena angka kejahatan di Indonesia yang tinggi. Namun persoalan itu juga muncul karena pendidikan karakter di Indonesia tidak mendapat perhatian besar sebagaimana negara-negara maju. Selain itu, sikap-sikap keteladanan yang mestinya ditunjukkan para pemimpin ternyata susah ditemukan.
Baca Juga:
"Nyatanya banyak pemimpin yang terjerat korupsi. Wakil rakyat, gubernur, bupati, dan wali kota sudah banyak yang tertangkap KPK. Padahal, sikap dan tindak tanduknya dilihat, diperhatikan, dan ditiru masyarakat," ujar Mahyudin saat membuka kegiatan sosialisasi Empat Pilar MPR di kalangan guru dan siswa SLTA se-Tenggarong di pendopo SMAN Unggulan 3 Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Selasa, 16 Oktober 2018.
Tema yang diusung dalam acara tersebut adalah "Keunggulan SDM, Dimulai dari Pendidikan Karakter". Persoalan pendidikan karakter yang saat ini menimpa Indonesia, kata Mahyudin, tak lepas dari rendahnya mutu pendidikan. Buktinya, dari ribuan perguruan tinggi disini, hanya tiga universitas yang masuk ke golongan 500 perguruan tinggi terbaik di dunia.
"Karena itu, pembangunan sekolah unggulan harus menjadi prioritas. Meskipun yang benar, semua sekolah itu harusnya adalah sekolah unggulan," kata Mahyudin, menambahkan.
Baca Juga:
Di akhir sambutannya, Mahyudin mengingatkan agar bisa bersaing dan mengejar ketertinggalan dari negara maju, para siswa harus mau bekerja keras, pantang berputus asa, serta terus berdoa kepada Allah SWT. (*)