TEMPO.CO, Jakarta - Ada pemandangan berbeda di posko pengungsian Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Dhomber Balikpapan, Kalimantan. Tak seperti pengungsian biasa, posko yang menampung korban gempa Palu ini dilengkapi pemandangan kios-kios toserba atau toko serba ada.
Baca: Pemprov Sulteng Akan Bangun 1.200 Huntara untuk Korban Gempa Palu
"Semua barang-barang yang disediakan di kios ala toserba ini gratis," ujar Karuops Kapten Mulyono saat ditemui di Lanud Dhomber Balikpapan, Senin, 15 Oktober 2018.
Toserba ini dibagi atas beberapa tenan. Masing-masing tenan dijaga oleh dinas. Di antaranya Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan. Adapun barang-barang bantuan berasal dari masyarakat dan perusahaan swasta.
Layaknya swalayan, para pengungsi bisa memilih sendiri barang-barang kebutuhannya. Di tenda yang menyediakan sumbangan pakaian layak pakai, baju-baju digantung bak di toko-toko. Akibatnya, beberapa pengungsi sempat mengira barang tersebut dijual.
Para penjaga tenan akan menjelaskan bahwa untuk mendapatkan baju-baju itu, mereka bisa memilih sendiri tanpa syarat khusus. Tulisan "gratis" juga telah digantung.
Baca: Pemerintah Akan Bangun Kota Palu Baru
Pegawai Dinas Pendidikan Kota Balikpapan Kusniwati mengatakan rata-rata pengungsi memilih pakaian untuk dipakai sehari-hari. Meski, ada baju-baju pesta dan kebaya pula yang disediakan di sana.
"Laris juga baju anak-anak dan celana dalam berbagai ukuran," ujarnya. Khusus dua jenis pakaian ini, posko menyediakan stok baru. Artinya, baju anak-anak dan celana dalam dipastikan bukan barang bekas.
Penataan pakaian ala swalayan ini dilakukan mulai 2 Oktober lalu. Tujuannya adalah untuk menarik perhatian pengungsi. Tiap hari, belasan pengungsi mengambil baju yang dibutuhkan. Rata-rata seorang mengambil 5 baju. Tenda yang menyediakan baju bekas ini buka selama 24 jam.