Menurut Fachrul, kerja Bravo-5 menghadapi pilpres 2019 akan lebih enteng ketimbang pilpres 2014. Fachrul pun optimistis Jokowi bisa menang lagi dalam duel ulang melawan Prabowo. “Dulu, kita enggak punya jualan, hanya modal track record saja menang. Sekarang, kita punya prestasi. Menurut saya, jualan kita sih hebat banget,” ujarnya.
Baca: Tim Sukses Jokowi Tanggapi Pidato Prabowo Soal Ekonomi Kebodohan
Namun tim ini tetap punya prioritas yaitu menggarap suara di Jawa Barat. Di provinsi itu, Jokowi sebelumnya kalah. Prabowo yang saat itu berpasangan dengan Hatta Rajasa menang dengan 59,78 persen atau 14.167.381 suara pada pilpres 2014, sedangkan Jokowi-JK memperoleh 40,22 persen atau 9.530.315 suara.
Untuk mendongkrak suara di Jawa Barat, para relawan tim Bravo-5 diminta menyebarluaskan prestasi pemerintahan Jokowi melalui berbagai kegiatan di masyarakat. Selain itu, mereka juga ditugasi untuk mengeliminasi isu-isu negatif yang menyerang Jokowi-Ma’ruf.
“Kalau untuk urusan teritorial, enggak ada yang bisa menandingi kemampuan purnawirawan ini. Apalagi mereka yang dulu aktif di kegiatan ABRI masuk desa,” ujar anggota Tim Bravo-5, Ruhut Sitompul kepada Tempo, Kamis dua pekan lalu.
Ruhut Sitompul yang tergabung di tim itu memang bukanlah purnawirawan. Ruhut dikenal sebagai politikus yang sebelumnya berada di Partai Demokrat. Menurut Ruhut tim Bravo-5 tak hanya diisi para jenderal purnawirawan. Tokoh masyarakat, professional, dan tokoh agama, juga masuk dalam tim tersebut untuk menggaet suara pemilih berdasarkan segmentasi masing-masing.
Karena itu, berbagai divisi pun dibentuk. Di antaranya, divisi ulama, divisi milenial, dan divisi buddhis. Untuk meraup dukungan kaum minoritas, tim ini juga tengah menggodok pembentukan divisi non-muslim. Sejumlah organisasi pengusaha juga ditarik ke tim ini.