TEMPO.CO, Jakarta - Saiful Mujani Research and Consulting atau SMRC lewat surveinya menemukan kepuasan masyarakat di bidang ekonomi, politik, dan hukum pada masa pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi - Jusuf Kalla.
Baca juga: SMRC: Pemilih Tetap Prabowo Tak Lari karena Kasus Ratna Sarumpaet
Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan mengatakan, dengan survei itu Jokowi berpeluang kuat kembali memenangi pemilihan presiden 2019.
Di bidang ekonomi, kata Djayadi, sebanyak 39,1 persen menyatakan kondisi ekonomi nasional lebih baik dibanding tahun lalu, sedangkan sebanyak 2,7 persen lainnya berpendapat kondisi ekonomi jauh lebih baik.
"Kondisi makro di bidang ekonomi secara nasional apakah lebih baik dari setahun lalu? 41,8 persen menyatakan lebih baik," kata Djayadi di kantor SMRC, Menteng, Jakarta Pusat, Ahad, 7 Oktober 2018.
Selanjutnya, ada 29,3 persen masyarakat yang menilai kondisi ekonomi tahun ini tidak berubah dibanding tahun lalu, 21 persen yang berpendapat lebih buruk, dan 1 persen menilai jauh lebih buruk. Djayadi mengatakan, kondisi ini masih tergolong positif meskipun harus tetap diperhatikan.
Hasil sigi ini juga mencatat, 58 persen masyarakat optimistis kondisi ekonomi makro tahun depan akan lebih baik ketimbang sekarang. Menurut Djayadi, optimisme ini akan menguntungkan Jokowi sebagai petahana.
"Kalau masyarakat optimistis maka petahana akan lebih memperoleh keuntungan," ujarnya.
Baca juga: Survei SMRC: Peluang Jokowi Memenangi Pilpres 2019 Menguat
Berikutnya, sebanyak 35 persen masyarakat berpendapat kondisi politik nasional dalam kondisi baik. Situasi penegakan hukum pun dipersepsi positif. Sebanyak 52 persen masyarakat menilai proses penegakan hukum berjalan baik, sedangkan 15 persen menilai buruk dan 28 persen menyebut tak ada perubahan.
"Tantangan petahana adalah mempertahankan kestabilan politik, ekonomi, hukum, dan keamanan," kata Djayadi.
Survei SMRC ini digelar selama 7-14 September 2018 dan melibatkan 1.074 dari 1.220 responden. Metode yang digunakan ialah multistage random sampling dengan margin of error 3,05 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.