TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, tidak hanya memberikan layanan informasi kebencanaan kepada masyarakat Indonesia saja. Melalui akun Twitter pribadinya, Sutopo menjadi corong bagi warga negara lain untuk mengetahui kondisi Indonesia.
Baca: Penantian Panjang Sutopo Berjabat Tangan dengan Presiden Jokowi
Sutopo sering menerima pesan di Twitter dari pihak-pihak luar negeri, seperti duta besar dan wisatawan mancanegera. "Kadang direct masage dari wisatawan luar," kata Sutopo seperti dikutip dari Koran Tempo edisi Sabtu, 6 Oktober 2018.
Sutopo pernah menjadi layaknya konsultan pernikahan bagi calon pasangan suami-istri asal Jerman. Mereka meminta arahan kepada Sutopo terkait rencana pasangan tersebut untuk menggelar pernikahan di Bali. Saat itu Gunung Agung meletus pada November 2017.
Sutopo menyebutkan pasangan tersebut membutuhkan informasi soal keamanan Gunung Agung tersebut. Alasannya, dalam pernikahan itu, pasangan Jerman tersebut akan membawa 100 tamu ke Bali.
Sutopo pun membalas pesan pasangan tersebut, dan memberikan penjelasan soal Gunung Agung. Pasangan asal Jerman itu akhirnya memutuskan menggelar pernikahan di Bali. "Akhirnya dia datang, saya dikirimkan video dan fotonya," ujarnya.
Setelah itu, pasangan tersebut kembali menghubungi Sutopo. Kali ini mereka bertanya soal bulan madu.
Baca: Cerita Sutopo Pernah Menolak Tawaran Jadi Humas BNPB
Sotupo kala itu merekomendasikan lokasi bulan madu di Karangasem yang tidak jauh dari Gunung Agung. Menurut Sutopo, Karangasem merupakan kawasan aman karena di luar radius 10 kilometer. "Saya bilang kapan lagi bisa foto sama istrimu dengan latar belakang gunung mengeluarkan asap karena di Jerman enggak ada gunung api," ujarnya.
Sutopo menyebutkan banyak wisatawan yang menjadikan akun media sosialnya rujukan terkait informasi kebencanaan di Indonesia. Dia pun mengaku rutin untuk melihat notifikasi di akunnya jika ada masyarakat yang hendak bertanya atau mencari informasi.
Sutopo baru menggunakan Twitter sejak tahun 2016, tepatnya setelah terjadi gempa di Pidie Jaya. Awalnya Sutopo tidak tertarik untuk berkecimpung ke sosial media. "Ketika seluruh humas kementerian dan lembaga dipanggil di Sekretariat Negara, dapat ceramah dari Kantor Staf Presiden. Humas diminta buat dua akun, satu institusi dan satu pribadi. Saya buat itu."
Saat ini akun Twitter Sutopo pun sudah centang biru dengan follower 118 ribu pengikut.