TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno baru saja mendengar kabar penangkapan aktivis Ratna Sarumpaet di Bandara Internasional Soekarno Hatta pada Kamis malam, 4 Oktober 2018. Menanggapi informasi itu, ia memilih tak banyak berkomentar.
"Kami harus belajar dari peristiwa kemarin dan harus benar-benar memvalidasi data. Jadi belum bisa berkomentar," kata Sandiaga saat ditemui di Mal Grand Indonesia, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Kamis, 4 Oktober 2018.
Baca: Ratna Sarumpaet Ditangkap di Bandara Soekarno - Hatta
Sandiaga mengatakan hoax yang disampaikan Ratna kemarin memberi pelajaran bagi kubunya untuk berhati-hati mencerna isu. Karena itu, perihal penangkapan Ratna malam ini, ia lebih memilih mencermati situasi sebelum bersuara atau beraksi.
Selain itu, Sandiaga menyerahkan kasus ini kepada pihak yang berwajib untuk menanganinya. "Serahkan kepada pihak berwenang. Biarkan pihak imigrasi menelelusuri dan memberikan komentar," ujarnya.
Sandiaga sebelumnya menyatakan urung melaporkan Ratna ke polisi. Sebab sudah banyak pihak yang melaporkan mantan aktivis HAM 1998 itu. Ia berdalih tak ingin menambah tekanan Ratna karena akan mengganggu kondisi kejiwaannya.
Baca: Setelah Dokternya, Kapan Ratna Sarumpaet Dipanggil Polisi?
Kini, kata Sandiaga, ia dan timnya lebih memilih berfokus pada program-program yang sudah direncanakan selama kampanye. "Kami ini ingin fokus kembali ke ekonomi," ujarnya.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan sempat terkecoh isu hoax. Padahal, ujar dia, banyak persoalan yang harus dipikirkan, termasuk soal gempa di Palu dan dolar yang merangkak naik.
Penangkapan Ratna di Bandara Soetta telah dibenarkan oleh Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono. Namun ia belum memberi keterangan lebih lanjut terkait dengan kronologi dan alasan penangkapan Ratna.
Baca: Sandiaga Akui Sempat Hanyut dalam Kebohongan Ratna Sarumpaet