TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah mengutamakan pengiriman bantuan untuk pengungsi bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah lewat kapal laut dan helikopter. Sebab, pengiriman bantuan untuk korban gempa Palu Donggala lewat jalur darat masih terhambat jalan yang rusak berat serta berisiko dijarah.
Baca: Polisi Tangkap 45 Orang Terkait Penjarahan Setelah Tsunami Palu
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Willem Rampangilei, menuturkan ada tiga helikopter yang bolak-balik membawa bantuan dari Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, Palu, ke tujuh kecamatan yang terisolasi di Kabupaten Sigi. Helikopter itu mengangkut air minum dan makanan instan. “Bantuan lain, seperti beras, pakaian, dan tenda, menyusul,” kata dia di Palu, Selasa, 2 Oktober 2018.
Hingga kemarin, jalan menuju sejumlah kecamatan di Sigi masih rusak dan sulit dilewati truk bantuan. Untuk menuju Kecamatan Sigi Biromaru, misalnya, tim evakuasi korban dari Palang Merah Indonesia harus berjalan kaki hingga dua jam dari titik terakhir di Jalan Lando. Di kecamatan yang berjarak 20 kilometer dari Palu itu, PMI menemukan 34 jenazah pelajar yang tertimpa reruntuhan gereja.
Baca: Penjarahan Usai Gempa Donggala, Wiranto: Ada yang Liar
Panglima TNI Hadi Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan helikopter menjadi sarana paling memungkinkan untuk mengirimkan bantuan. Helikopter bisa melontarkan bantuan dari udara jika tak menemukan lapangan untuk mendarat. Bantuan juga bisa diturunkan menggunakan sling atau tali pengikat. “Ada banyak helikopter milik TNI yang akan menyalurkan bantuan,” kata dia, Selasa, 2 Oktober 2018.
Personel Basarnas Kendari menata paket bantuan yang akan dikirim untuk korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin, 1 Oktober 2018. Selain membawa satu truk bantuan berupa makanan dan pakaian bekas untuk para korban gempa, Basarnas Kendari juga menambah tim penyelamat yang dikirim untuk membantu evakuasi dan pencarian korban. ANTARA
Pengiriman bantuan lewat jalur darat juga belum aman karena berisiko dijarah warga yang justru tak terkena dampak bencana. Kemarin, dua truk bantuan dari Sulawesi Barat dijarah warga ketika perjalanan dari Pasang Kayu ke Donggala. Padahal truk yang diikuti sekitar 20 mobil rombongan Gubernur Sulawesi Barat dan Bupati Pasang Kayu itu dikawal polisi.
Bupati Pasang Kayu, Agus Ambodjiwa, mengatakan warga setempat memberhentikan dan menaiki truk, lalu mengambil sebagian kardus yang berisi makanan. Sepanjang Jalan Poros Palu-Mamuju, kata dia, memang banyak warga yang berkumpul di jalan tanpa dijaga polisi. “Seharusnya pegawai kecamatan memberikan pemahaman kepada warganya agar tidak menghalangi pemberian bantuan,” kata dia.
Baca: Jokowi Bantah Banyak Penjarahan Minimarket Seusai Gempa Palu
Gubernur Sulawesi Barat Ali Baal Masdar juga menyarankan agar bantuan untuk korban di Palu, Donggala, dan Sigi dikirim melalui jalur laut atau udara untuk menghindari penjarahan. Adapun pengiriman lewat darat harus dilakukan dengan pengawalan ketat. Karena itu pula, 10 truk bahan bakar Pertamina yang baru tiba dari Pelabuhan Pantoloan kemarin dikawal polisi ketika berangkat menuju Palu.
Di Kota Palu dan Donggala, penjarahan masih terjadi secara sporadis. Polisi kemarin menyisir hasil rampasan warga di luar bahan kebutuhan pokok. Juru bicara Kepolisian RI, Inspektur Jenderal Setyo Wasisto, mengatakan 45 orang telah ditangkap selama dua hari terakhir. Mereka diduga menjarah toko elektronik dan mencoba membobol anjungan tunai mandiri di berbagai lokasi di Palu. “Kami juga telah mengirimkan personel tambahan untuk meningkatkan patroli,” kata dia.
INDRI MAULIDAR | SYAFIUL HADI | ANDITA RAHMA | ARKHELAUS WISNU