TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan bahwa pemerintah Indonesia menolak bantuan pasukan tanggap darurat dan militer dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk bencana gempa Donggala dan tsunami Palu di Sulawesi Tengah.
Baca juga: BNPB Jelaskan Alasan Tsunami Palu Menelan Banyak Korban
"Enggak. Kita tidak terima itu," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa, 2 Oktober 2018.
Selain menolak bantuan pasukan AS, JK mengatakan bahwa pemerintah Indonesia juga tidak menerima tawaran Trump mengenai kapal rumah sakit lantaran jumlahnya sudah cukup. JK mengatakan, berkaca dari pengalaman tsunami di Aceh pada 2004, hanya ada 5 pasien yang mau naik kapal rumah sakit.
JK mengatakan bantuan luar negeri untuk bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala akan difokuskan dalam dua hal. "Kita lebih memfokuskan bantuan asing untuk rehabilitasi dan rekonstruksi," katanya.
Trump, dalam konferensi pers di Gedung Putih hari ini, menyampaikan belasungkawa kepada Indonesia atas gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Ia menyampaikan telah mengirim pasukan first responders (tanggap darurat), militer, dan tim lainnya untuk menangani dampak dari bencana.
Presiden Joko Widodo sebelumnya menyatakan bahwa pemerintah membuka pintu bagi negara lain yang ingin memberikan bantuan kepada korban gempa dan tsunami Palu dan Donggala.
Baca juga: Tsunami Palu, Warga Keluhkan Kurangnya Air dan Makanan
Sebanyak 18 negara menawarkan bantuan untuk bencana gempa Donggala dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyebutkan antara lain AS, Perancis, Ceko, Swiss, Norwegia, Hungaria, Turki, Uni Eropa, Australia, Korea Selatan, Arab Saudi, Qatar, Selandia Baru, Singapura, Thailand, Jepang, India, dan Cina.