TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah memverifikasi sebanyak 124.423 unit rumah yang rusak akibat gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, menyebutkan dari 149.715 unit rumah yang rusak, tersisa 25.292 unit yang belum diverifikasi.
Baca: Usai Gempa Lombok, BPS: Kunjungan Wisatawan Mancanegara Turun
"Total rumah rusak 149.715 unit, total terverifikasi 124.423 unit rumah," ujar Sutopo lewat keterangannya yang diterima Tempo pada Selasa, 2 Oktober 2018.
Setelah proses verifikasi, nantinya sejumlah unit rumah yang rusak akibat gempa Lombok tersebut akan disahkan melalui penerbitan Surat Keputusan (SK). Data terakhir pada 1 Oktober 2018, terdapat 95.882 unit yang sudah diterbitkan SK-nya. Selanjutnya, pemerintah akan memberikan dana kepada warga untuk membangun rumahnya. Bantuan tersebut ditransfer langsung ke rekening korban melalui Bank BRI.
Sutopo mengatakan, dalam hal ini pemerintah telah menerbitkan sebanyak 17.464 buah buku rekening. Dari jumlah tersebut, yang sudah berisikan saldo sebanyak 2.623 rekening. Jika masyarakat sudah menerima dana, pembangunan kembali rumah mereka dapat mulai dilakukan.
Baca: Sri Mulyani: Kerugian Akibat Bencana Alam Rp 22 Triliun per Tahun
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta gubernur dan wakil gubernur Nusa Tenggara Barat yang baru dilantik, Zulkifliemansyah dan Sitti Rohmi Djalilah, tancap gas untuk mengawal rehabilitasi dan rekonstruksi daerah-daerah yang hancur akibat gempa Lombok yang terjadi berturut-turut pada Juli lalu. Dua hal ini, kata Jokowi, adalah pekerjaan rumah besar yang mesti diselesaikan secepatnya.
"Ya tadi saya sampaikan ke Pak Gubernur dan Bu Wagub langsung bekerja. Langsung bekerja," kata Jokowi seusai acara pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 19 September 2018.
Jokowi meminta pemimpin NTB yang baru ini segera memperbaiki rumah-rumah warga dan fasilitas umum seperti sekolah, rumah sakit, puskesmas, yang rusak. "Tugas utamanya ke sana dulu," ujarnya.