TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden dan wakil presiden Prabowo - Sandiaga Uno memutuskan tak mengunjungi wilayah terdampak gempa Donggala dan tsunami Palu di Sulawesi Tengah dalam waktu dekat ini.
Baca juga: 300 Jenderal Purnawirawan Deklarasi Dukung Prabowo - Sandiaga
Prabowo memaparkan alasannya saat jumpa wartawan di kediaman pribadinya, Jalan Kertanegara 4, Jakarta Selatan, Senin malam, 1 Oktober 2018.
"Kalau kami berkunjung, malah merepotkan," kata Prabowo didampingi Sandiaga. Dalam masa genting pasca-gempa terjadi, mantan Danjen Kopassus itu memahami kesibukan tim pasukan keamanan di lokasi bencana.
Menurut Prabowo, tim gabungan seperti TNI, Polisi, dan Basarnas perlu gerak leluasa untuk menjalankan tugasnya mengevakuasi korban. Bila kedua paslon capres itu berkunjung, fokus mereka akan terpecah. "Kalau kami datang, mereka nanti direcoki oleh kunjungan pejabat," ujarnya.
Prabowo juga khawatir munculnya isu politisasi bila mereka langsung terjun ke lapangan. Adapun langkah strategis yang tepat diambil keduanya ialah mengirim logistik berupa bahan makanan, selimut, dan kebutuhan lain di titik-titik pengungsian. Sedangkan perihal pemantauan lokasi, ia menyerahkan kepada pemerintah. "Satu pintu saja, lewat pemerintah RI," ujarnya.
Baca juga: Titiek Soeharto: Dukungan Purnawirawan TNI Penting untuk Prabowo
Saat ini tim Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga mendukung penuh langkah-langkah yang diambil pemerintah. Termasuk kebijakan soal status bencana.
Prabowo mengatakan pemerintah punya pertimbangan ihwal ditetapkan atau tidaknya bencana Sulawesi Tengah itu menjadi bencana nasional. "Pemerintah kan visinya luas dan bencana ini sangat berat. Kami mendukung pemerintah," katanya.