TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak sembilan anggota Polri meninggal dalam bencana gempa dan tsunami yang terjadi Palu, Sulawesi Tengah, pada 28 September 2018 lalu. Kesembilan anggota tersebut merupakan anggota Polresta Palu.
Baca: Pasha Ungu Beberkan Kondisi di Palu Pasca Bencana
"Sampai dengan saat ini dari Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah dapat info ada sembilan anggota Polri telah ditemukan meninggal," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto melalui pesan singkat, Senin, 1 Oktober 2018.
Setyo menuturkan, masih banyak anggota lainnya saat ini yang masih hilang dan belum ditemukan. Kemungkinan, korban dari anggota Polri bisa bertambah. Sebab, pada saat gempa dan tsunami, kata Setyo, anggota Polri dan TNI sedang melakukan apel persiapan pengamanan HUT Kota Palu.
"Pada saat kejadian itu ada acara masyarakat memperingati ulang tahun Kota Palu. Nah, saat itu ada apel TNI dan Polri untuk pengamanan, tiba-tiba terjadi tsunami," ucap Setyo. Ia pun berharap, para anggota Polri yang belum ditemukan hanya hilang kontak dan masih dalam keadaan selamat.
Sedangkan, untuk korban anggota Polri di Kabupaten Donggala, hingga saat ini belum diketahui. Sebab, kata Setyo, komunikasi dan akses jalan di Kabupaten Donggala masih belum pulih seluruhnya.
Baca: Gempa Donggala, Sandiaga Uno Tunda Kampanye di Sulawesi
"Mohon waktu dan mohon sabar untuk rekan-rekan. Mudah-mudahan rekan kami yang belum ketemu hanya hilang kontak saja. Bukan hilang secara fisik," kata Setyo.
Sebelumnya, gempa berkekuatan 7,4 skala Richter mengguncang Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat, 28 September 2018. Gempa juga menyebabkan gelombang tsunami.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban tewas akibat gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah bertambah menjadi 832 orang pada Ahad, 30 September 2018, pukul 13.00. BNPB menduga jumlah itu masih bisa bertambah.