TEMPO.CO, Palu - Kota Palu, Sulawesi Tengah masih lumpuh total memasuki hari ketiga bencana gempa dan tsunami pada Jumat, 28 September 2018. Saat ini kondisi kota masih gelap gulita disebabkan listrik yang masih mati total setelah tsunami Palu.
Dalam pantauan Tempo masih belum ada sumber listrik dari PLN yang dapat menyala. Beberapa posko pengungsian seperti di Rumah Jabatan Gubernur dan di pusat komando satgas penanggulangan bencana Korem 132/Tadulako menggunakan generator untuk pasokan listrik.
Baca: Kisah Pria yang Kehilangan 12 Keluarganya Saat Tsunami Palu
Jaringan komunikasi sejauh ini juga masih dalam kondisi buruk. Sinyal provider masih sulit didapatkan di hampir seluruh daerah di Palu.
Warga terdampak bencana juga masih mengeluhkan kurangnya logistik berupa air dan makanan. Sebagian besar masyarakat makan secukupnya dengan campuran nasi dan mie instan. Ada pula warga yang membuka dapur-dapur umum di beberapa titik.
Pada hari ini Presiden Joko Widodo alias Jokowi sempat membagikan bantuan makanan ke penduduk di posko pengungsian di depan kantor Walikota Palu. Jokowi datang untuk mengunjungi pengungsi yang ada dan meninjau Palu yang terdampak gempa dan tsunami.
Simak: Pengungsi Gempa dan Tsunami Palu Kekurangan Makanan dan Air
Sebelumnya, gempa berkekuatan 7,7 skala Richter (SR) mengguncang Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, pada pukul 17.02. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut berada di 0.18 Lintang Selatan dan 119.85 Bujur Timur atau 27 kilometer timur laut Donggala.
Hingga Ahad siang, 30 September 2018, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sudah ada 832 korban meninggal. Selain itu, ratusan orang diperkirakan luka-luka akibat gempa dan tsunami ini. Terdapat banyak bangunan seperti rumah, kantor, dan fasilitas umum rusak akibat terjangan tsunami Palu.