TEMPO.CO, Jakarta -Partai Golkar menepis anggapan partainya memanfaatkan popularitas tokoh untuk meraup dukungan pada pemilihan anggota DPR dan DPRD pada Pemilu 2019. Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan dukungan terhadap Joko Widodo-Ma’ruf Amin dalam pemilihan pasangan calon presiden-wakil presiden tak akan digunakan sebagai bagian dari upaya menaikkan elektabilitas partai, tapi dianggapnya bagian dari konsistensi partai terhadap kesepakatan Rapat Pimpinan pada Maret 2018.
"Jadi Golkar jelas dan tegas dukung Jokowi dan tidak ada yang bisa menawar sejak awal," kata Airlangga Hartarto saat menghadiri acara Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia di Hotel Century, Senayan, Jakarta, Sabtu, 29 September 2018.
Airlangga menganggap kader partainya telah sepakat mendukung kubu Joko Widodo. Kesepakatan itu, kata dia, dilayangkan sejak Maret lalu. Sebulan sebelumnya, dukungan suara ke Partai Golkar terpukul oleh kasus dugaan korupsi proyek e-KTP. Suara Partai Golkar menyusut sampai delapan persen. Namun Airlangga tak menyebutkan dasar data dukungan suara yang ia gunakan.
Meski menepis anggapan mengekor popularitas dan elektabilitas tokoh tertentu, Airlangga mengklaim sikap politiknya terhadap Jokowi berimbas pada elektabilitas partainya. Pada bulan Maret, kata dia, elektabilitas Partai Golkar mencapai 10 persen. "Bulan Agustus, setelah menyatakan Rapimnas Golkar mendukung Jokowi, persentase kami 16 persen," kata dia.
Dengan presentase sebesar itu, Airlangga mengutarakan kebanggaannya pada partainya itu. "Golkar adalah partai besar yang enggak zamannya minta bantuan. Golkar adalah partai yang mandiri," ujar Airlangga.
FRANSISCA CHRISTY ROSANA