TEMPO.CO, Jakarta - Lukisan karya seniman Butet Kartaredjasa menjadi simbol dukungan Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau biasa disapa Yenny Wahid terhadap calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi di pemilihan presiden 2019.
Baca: Yenny Wahid Dukung Jokowi di Pilpres, Istri Gus Dur Pilih Netral
Lukisan tersebut dibuka dari pembungkusnya sesaat setelah Yenny menyatakan dukungan kepada Jokowi di rumah pergerakan Gus Dur, Kalibata, Jakarta pada Rabu, 26 September 2018. Lukisan itu memperlihatkan gambar tampak belakang seorang laki-laki mirip Jokowi, yang tak mengenakan baju. Pria itu digambarkan tengah melukis huruf NKR dengan kuas bercat merah.
"I-nya belum jadi, artinya Pak Jokowi perlu melanjutkan," ujar Yenny Wahid menafsirkan makna dari lukisan tersebut.
Yenny menyebut, hanya Butet yang mengerti betul makna dari lukisannya tersebut. Namun, ujar Yenny, setidaknya makna kata yang tidak selesai tersebut adalah lambang bahwa Jokowi harus melanjutkan pemerintahannya untuk periode kedua.
Baca: Kubu Jokowi: Dukungan Yenny Wahid Bikin Tim Makin Semangat
Butet Kartaredjasa merupakan seniman yang terang-terangan memfavoritkan Jokowi dan Gus Dur. Sosok keduanya juga pernah dilukis Butet dan lukisan tersebut dipajang di bagian dalam gedung A Galeri Nasional Indonesia. Jokowi digambarkan Butet sedang tertawa. Di seberangnya ada figur Gus Dur yang dianggap Butet sebagai 'wong suci'. Ada 14 lukisan Gus Dur yang berada di atas keramik.
Dari belasan gambar tersebut, Gus Dur digambarkan Butet tengah melayang, membuka tangannya ke bawah, dan kepala agak didongakkan ke atas. Lukisannya ada yang berjudul 'Wong Suci Mengangkasa', 'Wong Suci dalam Persimpangan', 'Wong Suci Ada di Tepi', 'Wong Suci Senang Lucu', dan beberapa lainnya.
Potret Gus Dur yang diibaratkan Butet seperti lukisan Michaelangelo itu sengaja dibuatkan seperti itu. Baginya, Gus Dur adalah orang suci yang sudah selayaknya dilukis.