TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK mengenang pertemuannya dengan Nelson Mandela pada tahun 2003 silam. Dalam sambutannya di Mandela Peace Summit, New York, Amerika Serikat, dia mengatakan Mandela menginspirasi banyak orang di seluruh dunia.
Baca: Wapres JK Wakili Indonesia di Sidang Majelis Umum PBB di New York
JK mengatakan, Mandela merupakan tokoh berkepribadian tenang, namun kuat dalam keyakinan. "Perjuangannya melawan apartheid menunjukkan pada kita apa artinya membebaskan diri dari diskriminasi," kata dia di General Assembly Hall, Senin, 24 September 2018.
Mandela, kata JK, mengajari nilai-nilai keadilan dan rekonsiliasi. Di mana setiap orang harus menghormati hak asasi manusia dan martabat tanpa memandang warna kulit, iman, kebangsaan, dan status sosial.
Menurut JK, Demokrasi akan berhasil ketika ada kedamaian, rasa hormat terhadap perbedaan, dan toleransi. Perdamaian dan stabilitas adalah prasyarat penting untuk kemajuan dan pembangunan. "Saya percaya pada nilai rekonsiliasi," kata dia.
Nilai rekonsiliasi itu, kata JK, telah diterapkan di Indonesia di tingkat regional dan internasional. Dia mencontohkan proses rekonsiliasi di Aceh dan Timor Leste. Menurut JK, dialog dapat membantu mengatasi ujaran kebencian, radikalisme dan ekstremisme kekerasan.
Selain menghadiri Sidang Majelis Umum PBB, JK juga mengikuti diskusi di Tuft University, Massachusettes, Boston, Jum'at, 21 September 2018. JK memaparkan mengenai 'menavigasi gejolak', yakni pengalaman Indonesia yang mengupas masalah ekonomi global dan bagaimana Indonesia menanganinya hingga situasi ekonomi Indonesia saat ini.
Simak juga: Wapres JK: Kepala Daerah Tak Boleh Mendukung Capres Tertentu
Di hadapan para mahasiswa Fletcer dan Tuft University, JK mengatakan bahwa saat ini, di kawasan dunia sedang menghadapi periode turbulensi yang datang tidak hanya dari pasar valuta asing, tetapi juga serangkaian bencana alam. Bencana alam tersebut, kata JK, mulai dari gempa bumi besar di Lombok, Nusa Tenggara Barat, dan beberapa tempat lain di Indonesia, diikuti oleh serangkaian gempa bumi besar dan angin topan di Jepang, serta angin topan paling keras melanda Filipina, bagian Selatan Cina, dan Taiwan.