TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono meninggalkan barisan pawai kampanye damai Pemilu 2019. Partai Demokrat menganggap banyaknya ketidaksesuaian dari acara tersebut dengan kesepakatan awal. "Tadi teman-teman melihat pak SBY hadir. Tapi baru kira-kira lima menit tadi ikut defile itu, beliau turun dan walkout meninggalkan barisan karena melihat banyak sekali aturan main yang tak disepakati awalnya," kata Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan di kawasan Monas, Jakarta, Ahad, 23 September 2018.
Hinca mengatakan, SBY memprotes adanya atribut partai yang dibawa oleh peserta pawai. Padahal, menurut Hinca, kesepakatannya memakai pakaian adat saja, damai, dan tidak membawa atribut yang begitu banyak sehingga terkesan tidak kampanye.
Baca: SBY Walkout Pawai Kampanye Damai Pemilu 2019
Berdasarkan pantauan Tempo di lokasi, partai-partai yang membawa atribut berasal dari partai pendukung pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 01. Dalam pawai itu ada pula berbagai atribut yang dibawa oleh kelompok massa pro Jokowi, yang bukan peserta Pemilu.
Hinca mengaku telah melayangkan surat protes yang ditujukan kepada Ketua KPU Arief Budiman dan Ketua Bawaslu Abhan. "Itu protes kami," kata dia.
Tak hanya protes, Hinca mengaku Partai Demokrat tak bisa meneken deklarasi damai partai-partai peserta pemilu 2019. KPU, kata Hinca, selaku penyelenggara acara, tak menunggu kehadiran Partai Demokrat. "Belum kami masuk di situ, acara sudah selesai, sehingga deklarasi pun kami tak bisa naik, kami tak bisa tanda tangan," kata dia.
Baca: Susunan Acara Deklarasi Kampanye Damai Pemilu 2019
Calon presiden dan calon wakil presiden pagi tadi membaca ikrar kampanye damai dalam Pemilu 2019. Calon presiden dan calon wakil presiden berikrar secara bergantian dipandu oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum Arief Budiman dan Ketua Badan Pengawas Pemilu Abhan.
“Melaksanakan kampanye pemilu yang aman, tertib, damai, berintegritas, tanpa hoax, politisasi SARA, dan politik uang." Begitu bagian dari ikrar yang dibaca oleh para calon.
Baca: Ini Tiga Ikrar Kampanye Damai Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden
Ikrar dibacakan dua kali yakni oleh dua orang calon presiden dan dua orang calon wakil presiden. Jokowi dan Prabowo yang pertama kali membaca ikrar. Tampak keduanya bicara singkat seusai ikrar. Jokowi tampak tertawa lepas dan Prabowo tersenyum. Apa yang dibicarakan hanya mereka yang tahu. Ikrar yang sama diucapkan bersama oleh pasangan dari Jokowi dan pasangan dari Prabowo, yakni Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno.
Saat berjalan menuju tempat duduk mereka, Prabowo menggandeng tangan Jokowi. Sandiaga sempat menyalami Ma'ruf Amin sebelum mengajaknya bergandengan tangan.
Komisi Pemilihan Umum telah menetapkan dua pasangan calon sebagai peserta pemilihan presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2019. Joko Widodo dan Ma’ruf Amin ditetapkan sebagai pasangan nomor urut 01, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno ditetapkan sebagai pasangan nomor urut 2.
Baca: Ajakan KPU Manfaatkan Kampanye Pemilu 2019
Acara ikrar dan deklarasi kampanye damai diwarnai pula dengan pawai yang diikuti pimpinan partai politik peserta Pemilu 2019. Mereka mengenakan pakaian adat, bahkan ada pula yang mengenakan pakaian ala tokoh pewayangan.
Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno memakai pakaian adat jawa. Perbedaannya, Prabowo mengenakan tutup kepala berupa blangkon. Sandiaga memakai kopiah hitam.
Joko Widodo memakai pakaian adat Bali. Sedangkan KH Ma’ruf Amin mengenakan pakaian yang memadukan pakaian adat yakni setelan jas, peci hitam dan sarung.
Pakaian adat Palembang dikenakan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Sekretaris Jenderal Partai Perindo Perindo Ahmad Rofiq.
Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra menggenakan pakaian adat Melayu.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan hadir dengan pakaian adat Betawi.
Sedangkan, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Rommahurmuziy mengenakan pakaian tokoh pewayangan Gatotkaca. “Ini superhero asal Indonesia,” kata Romahurmuziy mengenai pakaian yang dikenakannya. “Harus ada yang memasyarakatkan. Superhero lokal sudah hidup dari nilai luhur bangsa Indonesia sendiri."
Rommy sempat berseloroh mengenai kostum yang sengaja ia kenakan itu. "Saya ingin mengajak seluruh 'warga kahyangan' mengamankan Pak Jokowi."
AHMAD FAIZ | RYAN DWIKY ANGGRIAWAN | ANTARA