TEMPO.CO, Yogyakarta - Tim pemenangan pasangan Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin di Daerah Istimewa Yogyakarta menargetkan mendapat suara sebesar 71 persen pada Pilpres 2019. Pada pemilihan presiden 2014, suara untuk Jokowi saat berpasangan dengan Jusuf Kalla mendapat 55 persen.
Baca: Kata Ketum PPP, Nomor 1 Artinya Jokowi 1 Kali Lagi
“Dulu kan pak Jokowi baru jadi gubernur lalu jadi calon presiden dan sudah menang. Ketika empat tahun menjadi presiden dan keberhasilannya dirasakan rakyat, kami optimistis dapat banyak suara,” kata Ketua Tim Kampanye Koalisi Indonesia Kerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Bambang Praswanto, Sabtu, 22 September 2018.
Di sisi lain, di Yogyakarta ada ketua tim pemenangan dari kubu calon presiden Prabowo Subianto, yaitu Djoko Santoso. Tidak hanya itu, politikus senior yang sejak awal berseberangan dengan Jokowi, yaitu Amien Rais, merupakan warga Yogyakarta dan mempunyai banyak pengikut.
Bambang mengatakan tim akan bekerja keras, termasuk menggaet orang-orang Muhammadiyah dimana Amien pernah menjadi ketua umum organisasi ini. “Salah satu tim pemenangan Jokowi-Ma’ruf di Yogyakarta adalah tokoh Muhammadiyah dan dosen Universitas Muhammadiyah,” kata dia.
Kata Bambang, pihaknya telah membuat strategi untuk kampanye pemilu presiden 2019. Suara jamaah Muhammadiyah menjadi salah satu target supaya mereka mendukung dan memilih pasangan nomor urut 1 itu.
Baca: 300 Jenderal Purnawirawan Deklarasi Dukung Prabowo - Sandiaga
Wakil ketua PDI Perjuangan DI Yogyakarta, Eko Suwanto, mengatakan Muhammadiyah tidak jauh dari PDI Perjuangan. Indikasinya, salah atau menteri Jokowi adalah salah satu ketua PP Muhammadiyah.
"Banyak kader Muhammadiyah yang berada dipemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, jadi PDI Perjuangan dengan ormas Muhammadiyah juga dekat," kata dia.
Eko menyebut, tidak ada yang perlu dikhawatirkan soal peta masyarakat. “Yang jelas, Muhammadiyah kan netral dan membebaskan anggota memilih pemimpin sesuai hati nuraninya," kata dia.