TEMPO.CO, Jakarta - Bakal calon presiden Prabowo Subianto mengkritik penyerahan pengelolaan pelabuhan dan bandara pada swasta asing. Kritik itu ia sampaikan saat Orasi Ilmiah di wisuda Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada Bandung, Rabu, 19 September 2018.
Baca juga: Soal Pilpres, Koalisi Prabowo - Sandiaga Bebaskan Kepala Daerah
“Kita sekarang lihat banyak pelabuhan, bandara diserahkan pada swasta, bahkan pada swasta asing. Pelabuhan dan bandara. Padahal sejarah mengatakan, begitu pelabuhan dikuasai VOC, Indonesia terjajah. Pelabuhan dan bandara adalah bagaikan hidung dan mulut,” kata dia, Rabu, 19 September 2018.
Prabowo mengutip Pasal 33 ayat 2, Undang-Undang Dasar 1945. “Proyek yang penting bagi negara, dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai negara. Kita sering lihat, banyak pelabuhan, bandara diserahkan pada swasta, bahkan pada swasta asing,” kata dia.
Menurut Prabowo, pelabuhan dan bandara ibarat hidung dan mulut, dan negara ini seperti tubuhnya. “Kalau negara sebuah badan, dan pelabuhan adalah hidung dan mulut. Di situ negara bernafas, di situ negara makan," ujar dia.
Baca juga: Koalisi Prabowo Tak Akan Libatkan Kepala Daerah di Tim Pemenangan
Prabowo mengatakan semua barang dari luar negeri masuk lewat pelabuhan. Semua barang yang kita perlukan, kata Prabowo, masuk lewat pelabuhan dan bandara. "Kita sekarang menyerahkan pada negara asing dengan alasan mereka operator. Kenapa bangsa Indonesia setelah 73 tahun merdeka tidak bisa mengelola pelabuhan sendiri. Menurut saya, ini bermasalah,” kata dia.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan akan menyerahkan pengelolaan 11 bandara dan 20 pelabuhan kepada swasta. Budi mengatakan penyerahan pengelolaan tersebut diharapkan dapat memangkas dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga Rp 1 triliun.
“Kita harapkan paling tidak APBN yang bisa diefisiensikan lebih-kurang Rp 500 miliar sampai dengan Rp 1 triliun,” ujar Budi melalui siaran pers yang diterima Tempo, Jumat, 13 Oktober 2017.