TEMPO.CO, Mataram - Masa jabatan Tuan Guru Bajang atau TGB Zainul Majdi - H Muhammad Amin sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur NTB (Nusa Tenggara Barat) berakhir pada Senin, 17 September 2018. Ribuan warga, pelajar, santri dan pegawai negeri sipil setempat melepas purna tugas keduanya dari Kantor Gubernur NTB menuju Masjid Hubbul Wathan Islamic Center Mataram.
Baca: TGB Diduga Terima Gratifikasi, Ini Duit Keluar Masuk Rekeningnya
Turut hadir dalam pelepasan 10 tahun kepemimpinan TGB Muhammad Zainul, antara lain Wakil Gubernur NTB periode 2008-2013 H. Badrul Munir. TGB dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat NTB, baik dari tokoh masyarakat, tokoh agama, tuan guru, anak muda, santri, dan para bupati serta wali kota.
Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi memberi sambutan saat acara penggalangan dana di Jakarta, Jumat, 14 September 2018. Acara tersebut diselenggarakan dalam rangka peluncuran buku TGBNomics serta penggalangan dana untuk Lombok-Sumbawa. ANTARA FOTO/Galih Pradipta
"Alhamdulillah dengan izin Allah SWT tuntas sudah perkhidmatan saya sebagai Gubernur NTB selama 10 tahun," ujar TGB. Menurutnya, selama 10 tahun memimpin NTB banyak cobaan dan tantangan yang dihadapi. Namun, semua itu dapat terlewati dengan baik, sehingga pembangunan dan kemajuan NTB dapat dirasakan.
"Saya adalah saya, tidak akan pernah berubah. Tidak ada kecintaan saya terhadap NTB yang berkurang. Justru kecintaan terhadap NTB semakin berlipat-lipat," kata TGB sembari menitipkan pesan khususnya kepada generasi muda NTB untuk tetap mencintai dan menghadirkan kebanggan daerah. Terlebih di saat NTB dilanda musibah bencana gempa.
"Jadikan NTB tetap inspirasi kebaikan pasca mendapatkan cobaan panjang. Jarang satu daerah dapat cobaan panjang. Itu tanda bahwa kita disiapkan menjadi orang yang hebat di masa mendatang dan kebanggaan Indonesia dan dunia di masa yang akan datang," katanya.
TGB juga menghaturkan permintaan maaf apabila ada sesuatu hal, bahkan mungkin banyak hal yang menurutnya kurang tepat. Misalnya terkait dengan kebijakan, prilaku atau apapun selama 10 tahun menjabat Gubernur NTB.
"Saya mohon untuk dimaafkan. Saya agak terharu mendapatkan kehormatan sangat besar beserta keluarga dan wagub. Untuk semua kehormatan dan penghormatan itu, kerja dan pengkhidmatan kami tidak akan pernah selesai dan putus. Kami akan tetap bekerja dan berkhidmat untuk NTB," tegas TGB.