TEMPO.CO, Jakarta - Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab menyebut apa yang dilakukan para ulama Gerakan Nasional Pengawal Fatwa dalam Ijtima Ulama 2 merupakan politik identitas.
Baca juga: Rizieq Shihab Minta Menangkan Prabowo - Sandi Lewat Media Dakwah
Rizieq mengklaim politik identitas juga pernah dilakukan para pahlawan untuk melawan penjajah. Di antaranya pada masa Teuku Umar, Imam Bonjol, dan Pangeran Diponegoro.
"Politik identitas juga pernah dilakukan Soekarno saat menandatangani piagam Jakarta dan Dekrit Presiden 1959," katanya.
Rizieq mengklaim, ia dan kelompok penggerak 212 juga pernah menggalakkan politik identitas pada Pilkada DKI 2017 lalu dalam rangka mengusung Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
Politik yang dimaksud ini dilakukan untuk menjunjung tinggi ayat suci di atas ayat konstitusi. "Agar konstitusi negara dan semua turunan perundang-undangannya selalu terjaga dan terkawal," kata dia.
Rizieq menekankan, politik identitas para ulama dan umat Islam yang dimaksudnya bukan politik SARA. Karena itu, mereka akan kembali melancarkan politik identitas dalam kontestasi pilpres 2019 nanti.
"Ijtima ulama menggelorakan politik identitas demi menjaga keutuhan NKRI untuk menuju Indonesia berkah," kata Rizieq.
Namun Rizieq Shihab membantah Ijtima Ulama 2 merupakan bentuk politik transaksional untuk memenangkan Prabowo - Sandiaga.
"Para ulama bukan sedang menjalankan politik transaksional. Dukungan kami ikhlas untuk Prabowo-Sandiaga," kata Rizieq melalui pesan suaranya kepada peserta Ijtima Ulama 2 pada Ahad, 16 September 2018, di Hotel Grand Cempaka, Cempaka Putih, Jakarta.
Rizieq Shihab mengklaim, adanya kesepakatan yang tandatangani dalam Ijtima Ulama 2 murni dilakukan untuk kebaikan berbangsa dan bernegara. Ia juga mengatakan kemenangan yang nanti diperoleh dari pasangan yang diusungnya merupakan kemenangan berkah.
Baca juga: Imam FPI Rizieq Shihab Ikut Telekonferensi Ijtima Ulama II
Kesepakatan untuk mendukung Prabowo-Sandiaga telah ditandatangani para petinggi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) dalam Ijtima Ulama 2. Kesepakatan itu tertuang dalam Surat Keputusan Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional II nomor 01/IJTIMA/GNPF-ULAMA/MUHARRAM/1440 H tentang penetapan Presiden dan Calon Wakil Presiden.
Dengan terbitnya pakta integritas itu, Rizieq meminta pengikutnya menggalang dukungan untuk calon presiden dan wakil presiden yang diusung.