TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Lingkaran Survei Indonesia atau LSI, Adjie Alfarabie, mengatakan generasi milenial menjadi pemilih yang potensial dalam Pemilu 2019. Sebab, generasi yang berusia di bawah 40 tahun ini jumlah populasinya mencapai 30 persen dari total pemilih.
Baca: Lowongan Pekerjaan 2018, Ini Karier yang Diburu Generasi Milenial
"Kalau sebelumnya memang pemilih milenial tidak jadi sorotan utama, di masa ini ada perubahan yang menjadikan milenial satu pemilih yang penting," kata Adjie di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 15 September 2018. Jadi pasangan calon presiden dan wakil presiden kini tengah berlomba-lomba merebut suara para pemilih muda itu.
Untuk menggaet suara pemilih muda, Adjie mengatakan pasangan capres dan cawapres harus benar-benar memperhatikan isu yang disajikan lengkap sesuai dengan fakta dan data. Salah satunya isu lapangan pekerjaan. "Mereka ingin lapangan kerja jadi isu yang diperjuangkan," katanya.
Baca: Aburizal Bakrie Sebut Golkar Incar 60 Persen Pemilih Muda
Isu mengenai lapangan kerja di kota dan desa pun berbeda. Karena itu, kata Adjie, parpol harus kreatif menghadapi persoalan generasi milenial.
"Jokowi-Ma'ruf mencoba masuk milenial, berusaha simbol-simbol milenial, kemudian mengangkat Erick yang bisa menyasar kaum milenial. Sedangkan Prabowo-Sandi campaign the new Prabowo, berusaha me-rebranding untuk tujuannya ke sana," kata Adjie.
Baca: Pemilu 2019, Pengamat: Kuncinya Menarik Simpati Generasi Milenial