TEMPO.CO, Jakarta - Ada hal yang menarik ketika Presiden Joko Widodo atau Jokowi menghadiri Sidang Umum ke-35 International Council of Women (ICW) dan Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia yang dihelat di Yogyakarta, Jumat, 14 September 2018.
Baca juga: Aktivis Bakal Kerahkan Emak-emak untuk Dukung Neno Warisman
Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo, dalam sambutannya di hadapan Jokowi, menuturkan tak setuju jika kaum perempuan Indonesia disebut dengan panggilan emak-emak.
"Perempuan Indonesia sudah memiliki konsep tentang ibu bangsa sejak tahun 1953. Kami tak setuju istilah emak-emak untuk perempuan Indonesia, yang ada hanya ibu bangsa," ujarnya.
Giwo menuturkan konsep tentang perempuan Indonesia hingga lahir terminologi ibu bangsa yang dirumuskan sejak Indonesia belum merdeka itu bukan tanpa tujuan ketika dibuat.
Baca Juga:
Ibu bangsa, kata dia, memiliki makna perempuan sebagai kaum yang memiliki tugas kehormatan untuk mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berwawasan kebangsaan yang militan.
"Jadi tak ada istilah power of emak-emak. Sorry, ya," ujarnya, yang kemudian disambut riuh 2.050 perempuan dalam acara itu.
Giwo menegaskan Kowani merupakan organisasi perempuan tertua di Indonesia, yang saat ini anggotanya sudah lebih dari 60 juta perempuan di Indonesia.
Baca juga: Emak Militan Jokowi Laporkan Neno Warisman ke Bareskrim Polri
Dalam acara itu, Kowani juga mencatat apa yang disampaikan Jokowi saat menghadiri peringatan Hari Ibu 2017 lalu di Papua. Saat peringatan itu, Jokowi menyinggung peran perempuan Indonesia sebagai ibu bangsa.
Mendapat protes maraknya istilah emak-emak itu, Jokowi pun memberikan tanggapan saat menyampaikan pidatonya.
"Saya setuju pernyataan Bu Giwo soal emak-emak itu, (perempuan Indonesia adalah) ibu bangsa," ucap Jokowi.
Jokowi menuturkan peran perempuan Indonesia sangat besar. Tak hanya sekadar menyiapkan generasi selanjutnya, perempuan juga menjadi benteng penjaga moral generasi bangsa.